Hati ini berdebar-debar menunggu kedatangan ibu yang sedang mengambil hasil ujian nasionalku. Dipundakku terpikul sebuah harapan besar dari orang tua yang telah susah payah menyekolahkan anaknya agar bisa sukses. Sambil menunggu, aku lantunkan doa tanpa henti berharap mendapatkan kabar yang menggembirakan. Penantian pun tiba, terdengar suara motor matic dari kejauhan, akhirnya ibu datang. Langsung kurebut tas dari genggaman ibu, terdapat secarik kertas didalamnya dan aku baca isi kertas tersebut. “Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional Sekolah Menegah Atas Tahun Pelajaran 2012/2013 nama Alif Fikri Maarif telah mengikuti dan dinyatakan lulus ujian nasional dengan NEM 41,5” bacaku dalam hati. Rasanya tidak percaya, aku baca sekali lagi secarik kertas tersebut. “Astaqfirullah Ya Allah, kenapa Engkau berikan hasil ini kepadaku?“ teriakku sambil pasrah. Di situ tertera satu nilai merah mata pelajaran Biologi dengan nilai 6. Mendapat NEM 41,5 dari total NEM 60 merupakan prestasi terburukku selama mengikuti ujian nasional. Selang 1 jam ternyata pengumuman SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) jalur undangan sudah bisa dilihat di web. Langsung saja kuhidupkan komputer dan kuketik username beserta password untuk login dengan penuh kebimbangan. Terlihat tulisan “Maaf anda belum di terima di Universitas Gajah Mada jurusan teknik industri”. Kepalaku semakin tertunduk lesu, hatiku menjadi tidak karuan merasa malu pada orang tua mempunyai anak sepertiku.