Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika merupakan salah satu tempat pariwisata yang belakangan ini sedang marak dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Desa Kuta memiliki kekayaan alam dan pemandangan yang indah dikarenakan lokasinya yang memiliki bukit dan panorama laut yang indah sehingga Kuta ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diberi nama KEK mandalika. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat dijadikan sebagai solusi dan pendorong dalam perekonomian daerah bahkan nasional. Kek Mandalika memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan pariwisata.
Â
Dengan adanya KEK Mandalika dapat memberikan dampak terhadap perubahan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan lapangan kerja, restoran, serta terbantunya UMKM sehingga pendapatan masyarakat turut meningkat merupakan beberapa dampak yang diuntungkan secara ekonomi. Dengan menampilkan berbagai macam keindahan alam dan pembangunan di daerah Kuta dapat memikat hati turis domestik maupun mancanegara untuk berwisata ke NTB. Sedangkan strategi yang dapat diandalkan oleh masyarakat yang kurang dalam Sumber Daya Manusia (SDM) adalah dengan memanfaatkan pembangunan yang ada dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat terciptanya kesejahteraan bersama. Dibangunnya sebuah masjid dengan nuansa klasik namun memiliki fasilitas yang modern tidak jauh dari bibir pantai juga merupakan salah satu destinasi yang dapat dikunjungi bagi pelancong muslim yang berasal dari tempat yang jauh. Diharapkan dengan adanya pembangunan masjid di KEK Mandalika turis lokal dan turis asing dapat melihat bagaimana keharmonisan yang terjadi di Pulau Lombok.
Event MotoGP dan World Superbike (WSBK) yang diselenggarakan di Mandalika merupakan dua event besar yang ditunggu-tunggu dan disambut meriah oleh banyak orang, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Ajang World Superbike (WSBK) dan MotoGP memberikan dampak positif bagi NTB karena selama penyelenggaraan event, banyak wisatawan berbondong-bondong untuk berkunjung ke Mandalika yang kemudian dari adanya kunjungan wisatawan tersebut dapat memberikan banyak pemasukan bagi masyarakat. Dua event tersebut dapat membantu Indonesia dalam memperkenalkan diri di mata dunia sehingga dapat menjadi kesempatan dalam memperkenalkan wisata yang ada di Indonesia khususnya di NTB. Selain itu juga dengan adanya kedua event tersebut dapat mengundang banyak investor untuk mengembangkan usaha di NTB terutama di sektor pariwisata.
Meskipun banyak lapangan dan peluang kerja untuk meraup penghasilan, dampak negatif tetap dirasakan bagi masyarakat lokal. Di tengah globalisasi dan liberalisasi perdagangan yang ditandai dengan masuknya arus investasi menyebabkan kesejahteraan masyarakat menjadi sedikit terhambat karena banyaknya ritel modern yang diizinkan oleh pemerintah dan akhirnya berdampak bagi para pemilik modal kecil. Perkembangan pariwisata di Nusa Tenggara Barat akan mengalami peningkatan dimana akan semakin banyak investor-investor asing yang menanamkan modalnya. Keberadaan investor ini perlahan-lahan dapat menjadi ancaman dan menjadi dampak negatif bagi masyarakat lokal karena jika masyarakat kurang dilibatkan dalam pengembangan wisata daerahnya, maka peran masyarakat akan tergantikan. Selain itu juga usaha-usaha yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika berpotensi banyak dikuasai oleh investor luar. Kurangnya pemberdayaan dan pelatihan pada masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi sumber daya lokal dapat membuat masyarakat dapat tergusur dan kalah saing dengan investor yang memiliki kemampuan dan modal yang lebih besar.
Masyarakat di Desa Kuta juga banyak yang bekerja sebagai nelayan dimana dengan adanya pembangunan KEK Mandalika menyebabkan mata pencaharian mereka menjadi berkurang karena telah menjadi era pariwisata, banyak kapal-kapal dan aktifitas laut lainnya yang menjadikan pola kehidupan laut dan kekayaannya semakin berkurang. Pembangunan KEK Mandalika menyebabkan nelayan kehilangan pekerjaannya dan membuat masyarakat disana semakin terbelakang dalam mencari uang dan menghidupkan keluarganya. Selain itu, maraknya pekerja anak yang bekerja sebagai pedagang asongan juga merupakan salah satu dampak negatif pembangunan KEK Mandalika terhadap kesejahteraan masyarakat. Adanya eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh orang-orang terdekat mereka sehingga mereka rentan terkena tindak kekerasan dan eksploitasi seksual.