Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Empati dan Simpati : Kunci Komunikasi yang Efektif Sebagai Dasar Keterampilan Konselor

5 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:01 25 0

         Komunikasi adalah awal terjadinya interaksi antara satu orang dengan orang lain  sehingga  manusia  sudah  dikodratkan untuk hidup  bermasyarakat  dan berinteraksi  dengan  manusia  lainnya. Komunikasi sangat diperlukan agar manusia dapat tumbuh dan berkembang. Komunikasi merupakan salah satu keterampilan soft skill yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Setiap hari, kita berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Kemampuan kita untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain juga semakin krusial. Empati dan simpati merupakan salah satu kunci utama dalam berkomunikasi.

         Dalam proses konseling yang melibatkan dua individu yaitu konselor dan konseli (klien). Untuk dapat membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya, seorang konselor perlu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, selain itu konselor juga perlu memiliki rasa empati dan simpati yang tinggi terhadap klien. Mengembangkan kemampuan empati dan simpati membutuhkan kesadaran diri yang tinggi bagi seorang konselor dan kepekaan terhadap emosi klien.  Dengan adanya empati dan simpati dari seorang konselor dapat membantu klien untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaannya.

          Artikel ini akan mengulas perbedaan empati dan simpati dalam komunikasi yang efektif, serta bagaimana kedua keterampilan tersebut dapat menjadi pondasi dasar bagi seorang konselor dalam memberikan bimbingan dan dukungan yang lebih baik terhadap klien.


Perbedaan Empati dan Simpati      

         Empati dalam konseling merupakan hal yang sangat penting, karena proses konseling merupakan salah satu bantuan untuk menyelesaikan masalah klien. Empati merupakan dasar hubungan interpersonal. Baron dan Byrne (dalam Asih dan Pratiwi, 2010) menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional yang dirasakan oleh orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. Menurut Hurlock (Asih dan Pratiwi, 2010) menjelaskan bahwa empati merupakan kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga orang lain seakan-akan menjadi bagian dalam diri.

         Sedangkan, simpati menurut (Eisenberg, 2000) adalah proses interaksi sosial yang timbul akibat terjadinya sesuatu tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang dirasakan oleh individu lain yang sedang merasakan dan membutuhkan bantuan. Menurut (Baston, 2000) simpati merupakan perasaan yang melibatkan keadaan orang lain yang berawal dari empati sehingga hal ini melibatkan proses sosial yang bersifat kognitif.

         Dari penjelasan para ahli mengenai perbedaan empati dan simpati dapat disimpulkan bahwa, empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sedangkan, simpati adalah kemampuan seseorang untuk merasa prihatin terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain.

 

Jenis-Jenis Empati 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun