[caption id="attachment_109274" align="alignleft" width="250" caption="www.krjogja.com"][/caption] "Tulis dan sebarkan ilmumu di antara saudaramu. Jika kami mati maka anak-anakmu akan mewarisi buku-bukumu. Kelak akan tiba satu masa yang di dalamnya terjadi kekacauan dan orang-orang tak lagi memiliki sahabat yang melindungi dan menolong kecuali buku-buku (Imam Jafar Ash-Shidiq, Bihar Anwar:II,50)" 12 Mei 2011 18:31:38 WIB Pesan singkat ini dikirim oleh kawanku, Ahmad Sahidin staf Sekolah Cerdas Muthahhari (SCM) Bandung "Sekolah Dasar Berbasiskan Teknologi Informasi" dengan slogan Cerdas, Cerah, Ceria! SMS
(Short Message Service) ini tak langsung dibalas, karena belum dapat menulis buku sendiri, kecuali buku keroyokan
(ebook) dan beberapa buku indie. Upaya menjaga silarurahim, maka kubalas pesan ini
"Nuhun Kang atos diemutan. Mugia abdi tiasa anceg panceg dina tradisi; maca, nulis, sawala ieu" 13 Mei 2011 13:17:28 WIB Meskipun kehadiran buku dan komputer dapat menyumbang kerusakan lingkungan. Ini merupakan hasil penelitian independen bidang perpustakaan Putu Laxman Pendit menyampaikan ihwal buku dan komputer dapat memberikan kerusakan pada lingkungan yang disampaikan pada Seminar "Bank Buku Ala Perpustakaan Kota Yogya" di Balaikota Yogya, Kamis (12/5) Tak kurang 20 juta pohon diebang untuk produksi buku. Komputer sebagai sarana membaca ebook menghasilkan senyawa methyl bromide yang merusak lapisan ozon. Menurut Putu dosen di RMIT University Melbourne Australia. "Memang ironis, karena kegiatan membaca yang dianggap penting, ternyata sarananya merusak lingkungan, industri elektronik yang menjadi tulang punggung 'paperless society' tak kalah ganasnya dengan perambahan hutan dalam merusak lingkungan," terangnya. Untuk itu, dirinya mengusulkan adanya penghematan dalam hal pencetakan buku. satu buku menurutnya idealnya tidak hanya dibaca satu orang, namun lima hingga enam orang. "Saya pikir langkah mengatasinya adalah lewat perpustakaan, dimana satu buku dibaca banyak orang. Gerakan bank buku Pemkot Yogya saya rasa adalah solusi yang sangat baik, untuk mengurangi pemborosan ini," imbuhnya.
(krjogja, 12/5) Saking pentingnya buku dalam bertindak, berfikir, berbuat. Mohammad Hatta, sang Poklamator pernah berkata “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” Mari kita coba ikhtiar Imam Jafar Ash-Shidiq dan Mohamad Hatta dalam berkarya. Semoga.
KEMBALI KE ARTIKEL