Dialog dalam cerita fiksi tidak sama dengan perbincangan sehari-hari kita dalam hubungan antarpribadi. Dialog sebagai fiksi konon katanya harus dibuat "natural" sehingga percakapan yang terjadi antara tokoh dapat lebih masuk akal. Tapi apakah saran tersebut benar-benar membantu dalam penulisan cerita fiksi? Apa yang Anda maksud dengan natural? Apakah harus sama persis dengan percakapan kita sehari-hari?
KEMBALI KE ARTIKEL