Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Serial Lanjutan Mr. Crab dan Paman Gober: Mengisi Kantong Bolong

25 September 2013   17:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:24 189 0

Apakah memang daya magnet dari kantong bolong itu begitu kuatnya sampai-sampai tak pernah ada rasa cukup? Selalu saja merasa kurang. Sebuah cerita dari seseorang yang rajin memotivasiku lewat email, menyampaikan tentang kisah seorang yang mati tertimbun bersama ketamakannya karena tidak bisa berkata cukup. Dan email itu pun kembali melemparkanku pada si empunya kantong bolong. Dan rasa ngeri pun menjalar ke alam pikirku. Ngeri rasanya seandainya aku tidak tahu dan tidak bisa memberikan batasan pada sebuah kata cukup. Seperti cuplikan di bawah ini yang kucopas dari email motivatorku:

“Cukup, bukanlah soal berapa jumlahnya.

Cukup, adalah persoalan kepuasan hati.

Cukup, hanya bisa diucapkan oleh orang yg bisa bersyukur.

Tak perlu takut berkata cukup !

Mengucapkan kata cukup, bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yg ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yg berbahagia...”

Kalau saja, si empunya kantong bolong itu rajin baca kompasiana-ku (ihiir, promosi) dan atau sesekali berseluncur di ruang FB-ku, aku sangat berharap cuplikan di atas bisa tepat menghujam nuraninya, untuk segera menjahit kantong bolongnya, agar tak lagi memakan banyak korban “makan hati” karena nafsu yang tak pernah merasa cukup (hadeh, kejam nian nih pakai kata nafsu, hegheg)….

Kalau saja, si empunya kantong bolong itu berkenan mulai menjahit sedikit saja sisi yang bolong gede banget itu, hingga akhirnya menjadi sedikit bolongnya, kupikir akan berpengaruh signifikan terhadap korban “makan hati”-nya. Paling tidak, buku cerita itu tak lagi menyuguhkan sampul serial Mr Crab atau Paman Gober yang makin menggilai hartanya. Paling tidak, cerita yang beredar akan berganti tokoh utamanya sehingga tidak bosan pula aku menuliskan metafora dirinya.

Semua memang berproses, butuh waktu. Tapi yang penting lagi adalah mau memulai untuk berubah. Proses menjahit sedikit saja bagian yang bolong, itu sudah bagian dari memulai proses itu.. atau kalau dia tidak berkenan, maka aku hanya bisa mengandalkan kekuatan tangan Tuhan untuk menjahitkan kantong bolong itu sesegera mungkin. Bukan hanya untukku, tapi juga untuk kebaikan yang lain…

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun