Di daerah lain makanan sejenis ini memiliki nama yang berbeda-beda, di Maluku orang mengenalnya sebagai Papeda, di Sulawesi Selatan, orang menyebutnya Kapurung.
Bagi sebagian besar masyarakat Bungku, Dunui merupakan santapan spesial, yang biasanya disajikan untuk keluarga yang datang dari jauh. Dunui juga menjadi simbol makanan penyambutan atau moment-moment kekeluargaan lainnya.
Makanan khas ini diolah dari sagu. Pohon sagu sendiri sangat banyak di daerah ini. Untuk mengolah sagu menjadi Dunui perlu keterampilan khusus, jika salah hitungan bisa jadi Dunuinya akan “lore” istilah masyarakat bungku bagi dunui yang terlalu encer dan sangat panas alias gagal produksi.
Makanan khas dunui akan lebih mantap disantap disiang hari, apalagi dicampur dengan ikan kuah kuning dan sayur daun singkong. Apalagi jika dinikmati bersama-sama dengan keluarga dan tetangga, yang penting jangan sambil ba susupo alias bergosip (he he he he he).