[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Best Motivational Video - Real Life Hero"][/caption] BELAJAR FRAME dan SHOT : Saat menjadi seorang Astrada (*Asisten Sutradara), saya belajar menghargai para pemain meskipun hanya sebagai pelengkap adegan, peramai suasana atau istilahnya
EXTRAS. Peran extras bisa menjadi sangat powerfull untuk memberikan penekanan pada sebuah shot atau frame. Dalam TVC Thailand favorit saya ini (Youtube : Best Motivational Video - Real Life Hero,
https://www.youtube.com/watch?v=6FkG-Bh9J9c ), shot-shot kegiatan awal dari si pemuda dalam menolong manusia atau mahluk di sekelilingnya (Durasi 00:00 sampai 00:25), bila kita perhatikan secara cermat, baik pada area foreground dan background
frame, selalu ada LINTASAN EXTRAS. Mereka melintas / lalu lalang, mengabaikan peristiwa-peristiwa kecil yang membutuhkan pertolongan di sekitar mereka. Pemilihan blocking (*pengaturan gerak pemain) extras seperti ini sangatlah TEPAT ! Karena memberikan penekanan pada ketidakpedulian masyarakat kota dengan keadaan di sekitarnya. Hal ini sangatlah kontras dengan aksi si pemuda ini yang peduli pada hal-hal yang terabaikan dari pandangan masyarakat sekitarnya. Yang lain berlalu lalang, pemuda ini malah berhenti menyediakan waktu untuk menolong sekitarnya. Pada perulangan aksi pemuda ini untuk yang ke dua dan ketiga kalinya, dengan berani sutradara membuang
lintasan-lintasan extras ini, khususnya di area foreground. Lagi-lagi, pemilihan ini sangatlah tepat, karena pada momen perulangan ke 2 dan ke 3 dari aksi si pemuda, penekanannya sudah beralih kepada keteguhan hati pemuda ini yang terus menolong orang-orang di sekelilingnya. Ketiadaaan lintasan extras pada foreground, memberikan kesan bahwa : Aksi yang dipilih pemuda ini adalah
pilihan hatinya yang kuat dan dia tidak peduli dengan pendapat sekitarnya. Bagaimana kita merasakan hal ini ? Ini nampak pada shot-shot momen perulangan kedua dan ketiga dari rangkaian aksi pemuda itu (Durasi 00:42 sampai selesai) yang berada di area semakin menyempit, artinya wide shot atau full shot pun mulai dihindari, shot-shot yang dipakai semakin mendekat pada tokoh-tokoh yang terlibat dengan aksi si pemuda ini. Ini menunjukkan bahwa pada perulangan berikutnya shot-shotnya lebih bersifat
personal, intim dan intens. Inilah yang menyebabkan kita dapat merasakan bagaimana si pemuda ini melakukannya dengan tulus dan terus menerus tanpa mengharap imbalan apapun. Hingga akhirnya satu persatu dengan sendirinya, imbalan itu berbalik padanya seperti : Tanaman yang tumbuh dari kering menjadi hijau sehingga kupu-kupu datang, ibu penjual yang mau berbagi pada orang lain karena kebaikan hati si pemuda, anjing yang mengikutinya, anak kecil yang bersekolah mengajari ibunya, wanita di bus yang tersenyum, ibu tua yang memeluknya.
KEMBALI KE ARTIKEL