JFT Bimkemaswat, Maharddika Intan mengatakan, sebelum berinteraksi, para WBP diberikan materi untuk menghadapi ular. Sehingga reptil melata tersebut tidak merasa terancam dan WBP dapat dengan mudah menjinakkan ular.
"Ini kaitannya dengan manajemen emosi dan judgement masyarakat. Awalnya, para WBP ini memiliki penilaian bahwa ular berbahaya karena belum menerima materi. Tetapi setelah menerima materi, WBP memahami bahwa ular memiliki karakteristik yang berbeda sehingga berbeda juga dalam  menghadapi ular," jelasnya di Sendang Klangenan, Rabu(22/2/2023).
"Sama halnya dengan masalah, ketika WBP mampu menganalisis masalah, maka WBP mampu memanajemen emosi dan memngambil keputusan atau sikap sesuai dengan karakteristik permasalahannya," tambahnya
Melalui edukasi reptil juga mampu mengatasi masalah psikologis para WBP rehabilitasi, seperti kesepian, penat, stress, dan jenuh.