Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Enek, Indonesian Food Rasanya Sama

10 Juli 2022   22:13 Diperbarui: 10 Juli 2022   22:39 250 2
Makanan yang tersaji pada masa kecilku adalah makanan yang bisa disebut sebagai masakan kampung. Teknik memasaknya tidak jauh dari rebus-rebusan, bakar-bakaran, urap-urapan ( baca lawar) dan santan-santanan. Bumbunya sederhana. Yang paling penting adalah keseimbangan rasa antara asin, pedas dan asam.

Tumis-tumisan kadang-kadang saja menghiasi menu makan kami, dan kalau ada senangnya bukan kepalang. Aroma bawang goreng sebelum memasukan sayuran sering jadi aroma favorit yang menggugah selera.

Saat itu Ajinomoto dan Miwon sudah populer. Rasa umami yang datang dari dua bumbu ini menjadi sesuatu yang diadopsi dengan suka cita, kecuali rumah kami dan banyak rumah lainnya yang melarang penggunaannya. Katanya bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, padahal penyebab penyakit dari makanan adalah karena kebiasaan konsumsi tinggi garam, tinggi karbohidrat/gula. Selain itu juga karena gaya hidup dan sanitasi yang buruk.

Berbeda dengan rasa umami, masyarakat di desaku masih mengasosiasikan rasa manis dengan minuman kopi, teh dan kue-kuean. Rasa manis yang ditambahkan pada makanan adalah sebuah kecelakaan besar dan pelanggaran serius kuliner kampung.

Alhasil, kalaupun di dapur ada gula, mencoba memasukan unsur ini ke dalam makanan hanya akan mengundang kontroversi dari orang serumah. Syukur-syukur kalau cuma dikomplain atau mencak-mencak. Banyak yang menolak memakannya dan berakhir derai air mata bagi yang memasaknya.

Namun saat ini meng-gulai makanan sudah bisa diterima secara luas, walaupun masih ada sebagian masyarakat yang tidak menyukainya. Keberadaan bumbu-bumbu yang lebih kompleks dan bervariasi juga telah menyusup dalam daftar belanja masayarakat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun