Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Rindu yang Mewabah

6 April 2020   00:36 Diperbarui: 6 April 2020   01:56 72 4
Rindu yang ia coba lukiskan dalam benak berawal dari masa itu. Masa itu, saat riuh melepaskan benih-benih kecemasan.

Pun sepasang bola mata bening berhasil menepis hujan di pipi. Cemas saja belum teratasi, namun tanya sudah berderet menanti.

Ia seorang anak lelaki yang sedang merindu. Duduk manis dan menunggu. Tangannya sibuk menulis bait-bait rindu. Baginya rindu adalah keharusan.

Perihal rindu di ujung rindu, ia tidak tahu-menahu. Baginya rindu tanpa ujung. Begitulah ia menempatkan rindu dalam mimpinya.

Kerinduan, dapatkah kau mendengar ?
Kembalilah padanya, dihadapan wajahnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun