Dalam kegiatan ini hadir Bapak Komjen Pol ( Purn ) Heru Winarko selaku Tenaga Professional Bidang Politik Lemhanas RI, Bapak Djarot Saiful Hidayat, Bapak Ir. Kasan MM selaku Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag RI, Bapak Wahyu Dinata selaku Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta, Bapak Ngatoilah selaku Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ibu Nurul Amalia dari Perludem, Bapak Taki Reinhard Parapat dari Aktivis 98 dan Letkol Suyikno selaku Dandim Jakarta Timur.
Dalam sambutannya, Korwil III PP GMKI yaitu Sdr Carlos Wawo menyampaikan perlu penetrasi kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara anak-anak muda Bangsa Indonesia.
"Saat ini masyarakat Indonesia khususnya anak muda muncul rasa saling curiga, saling kurang percaya sehingga menimbulkan konflik-konflik horizontal antar masyarakat".
Dalam refleksinya, Bapak Djarot menyampaikan anak muda harus hidup disiplin.
"Disiplin waktu, disiplin diri sehingga mampu mempersiapkan diri menjadi pemimpin bangsa ke depan".
Bapak Komjen Pol Heru Winarko juga menyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila harus dilestarikan oleh anak muda terutama menuju Pemilu 2024.
"Saat ini era nya konsolidasi demokrasi, pemilu menjadi indikator utama demokrasi Indonesia, anak muda harus  banyak berperan".
Ir. Kasan MM juga menyampaikan peran anak muda dalam menggerakkan ekonomi dan perdagangan Indonesia.
"Anak muda harus banyak berperan dalam kegiatan pertumbuhan ekonomi Indonesia".
Selain penyampaian refleksi, kegiatan ini dilanjutkan dengan Seminar Nasional yang dimoderatori oleh Sdr. Ferdio Simanjuntak Wakil Sekretaris KNPI DKI Jakarta.
Abangda Wahyu Dinata selaku Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta mengingatkan bahwa anak muda untuk tidak terjebak konflik SARA di Pemilu 2024.
"Pemuda harus berani meng-counter Isu SARA dan bukan menjadi pelaku nya".
Letkol Suyikno dari Dandim Jakarta Timur menyampaikan bahwa TNI siap mengamankan Pemilu 2024.
"Pemuda harus ikut andil dalam menjaga kondusivitas wilayah terutama dalam pemilu 2024 nanti".
Abangda Ngatoilah juga memberikan atensi kepada kondisi bangsa saat ini.
"Pemuda harus memiliki idealisme dan menolak praktik Pragmatisme".
Ibu Nurul Amalia juga menyampaikan bahwa kelompok muda dan milenial harus berani melawan hoax.
"Pemuda harus menjadi elemen independen dan mampu menangkis isu-isu pemecah belah bangsa".
Abangda Taki Reinhard Parapat juga menyampaikan Pancasila itu penting bagi keberlangsungan demokrasi.
"Saat ini, setelah reformasi, Demokrasi jadi milik beberapa kroni, pemuda harus menjadi agent of change".
Dan Abangda Dikson Ringo menyampaikan bahwa pemuda harus memperbanyak literasi.
"Pemuda tanpa wawasan adalah kebodohan".
