"Tenis ini olahraga yang populer, dengan berolahraga imunitas meningkat. Dengan demikian kita bisa melewati wabah Covid-19. Dan yang terpenting kesehatan bangsa adalah modal dasar untuk melaksanakan pembangunan," ujar Bupati Etik Suryani.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa olahraga adalah alat pemersatu bangsa, "Seperti Indonesia ini, olahraga bisa menjadi alat pemersatu keberagaman suku, bangsa, dan agama. Jangan sampai kalau kalah marah dan yang menang sombong. Ingat turnamen ini untuk silaturahim dan menjaga kekompakan dan kerukunan," imbuhnya. Ia meminta ormas-ormas Islam yang ada di Sukoharjo, juga melaksanakan event di kotanya. Untuk meningkatkan silaturahim dan kerukunan serta kekompakan.
Ia berharap, acara nasional seperti "Turnamen Tenis Nasional LDII" terus dilaksanakan secara rutin, dan Kabupaten Sukoharjo selalu siap menerima tamu-tamu dari berbagai daerah di Indonesia. Senada dengan Etik Suryani, Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko mengatakan olahraga merupakan bagian dari silaturahim, untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan.
"Pesertanya, meskipun warga LDII seluruhnya, namun ini layak ditiru ormas-ormas lain. Dengan silaturahim, kerukunan dan kekompakan terjaga. Sehingga bisa memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional. Dengan persatuan tersebut, kita bisa melewati berbagai masalah dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Salah satunya Covid-19, yang bisa diredakan dengan saling bantu-membantu," kata Singgih yang juga politisi Golkar itu.
Ia mengatakan turnamen tenis nasional yang dilaksanakan LDII, juga turut membantu perputaran ekonomi di daerah-daerah, "Ratusan orang itu bisa menginap di hotel-hotel di Sukoharjo, mereka juga makan dan minum di restoran-restoran di kota ini. Bisnia transportasi pun bergulir. Istri-istri peserta bisa berbelanja produk-produk kerajinan lokal. Jadi, bisa memutar ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat," imbuhnya. Â