Dalam masyarakat modern, kita sering kali dihadapkan pada berbagai dilema moral dan etika yang menuntut kita untuk mempertimbangkan nilai-nilai dasar kita. Ya, seperti yang sedang naik saat ini seorang bapak penjual es teh "Pak pun alias pak Dolop alias pak sunhaji yang berjualan es teh dikarenakan tangannya cidera tangan patah tulang saat bekerja sebagai pemotong kayu, setelah kejadian itu Pak Sun memilih berjualan es teh untuk menghidup istri dan 2 orang anaknya yang dimana anak nya masih duduk dibangku SD & SMP, beliau pak Sun berjualan di majelis majelis sholawat dan disaat pak sun berjualan di majelis sholawat pak sun  mendapatkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh ulama tersebut, sontak itu pun menjadi viral dikalangan media sosial, dimana ada yang berkata lebih mulia menjual es teh dari pada menjual agama. Nah Salah satu topik yang menarik untuk dibahas adalah perbandingan antara pekerjaan sederhana seperti menjual es dengan tindakan yang lebih kontroversial seperti menjual agama. Meskipun keduanya mungkin tampak tidak sebanding, membahas topik ini dapat membuka perspektif yang lebih dalam mengenai nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan mengeksplorasi mengapa menjual es bisa dianggap lebih mulia dibandingkan dengan menjual agama, dilihat dari sudut pandang moral, etika, dan dampak sosial.
KEMBALI KE ARTIKEL