Kinilah saatnya Indonesia menaikan 'nilai tawar' terhadap negara tetangga itu. Indonesia dapat menambah beban pemerintah Australia dengan tidak menyetop para pencari suaka menuju negara tersebut. Indonesia dapat melancarakan serangan dengan hanya berlaku cuek menjadi laluan para imigran teesebut.
Impor sapi yang kini terus di lakukan Indonesia. Ini adalah momen tepat untuk para investor, yang tertarik mengembangkan peternakan sapi ptong di dalam negeri. Baik skala kecil maupun besar. Dengan di hentikanya impor, para petani peternak sapi akan semangat, karena harga ternak tersebut akan melambung. Dari segi harga daging rakyat akan maklum karena kita tidak ada impor dari Australia di sebabkan oleh konfrontasi yang sedang terjadi. Dan kesempatan waktu juga, karena sedang menjauhi hari-hari besar, di mana kebutuhan daging tidak begitu melonjak signifikan.
Para turis dari Australia yang menempati posisi teratas. Kita dapat mengesampingkan sedikit, karena kebutuhan bukan saja di alami oleh pulau Bali. Tapi rakyat Australia sendiri sudah 'kecanduan' untuk berlibur ke Bali. Mereka justru akan menyalahkan pemerintahnya. Jika kunjunganya ke pulau dewata di hambat. Dan Indonesia dapat mengalihkan kepada para turis dari China dan Asia timur.
Australia akan kehilangsn pengaruh di Asia. Karena Mereka telah menutup sendiri pintu masuk mereka kekawasan. Kumpulan negara Asia Tenggara yang keberadaanya mulai di perhitungkan oleh negara-negara lain akan ikut berhati-hati terhadap Australia. Karena Indonesia adalah salah satu negara yang ikut membidani lahirnya Asean.
Maka itu, mari kembangkan kemandirian bangsa secepattnya. Apasih yang di Indonesia yang tidak bisa tumbuh. Hewan apasih yang di Indonesia tidak bisa hidup. Semua tumbuhan dan hewan ternak yang kita butuhkan semua bisa kita kembangkan sendiri di dalam negeri. Hanya tergantung kita mengelola kemandirian ini. Dan awal kemenangan perang di plomatik adalah di mana negara tersebut tidak ketergantungan terhadap negara lain. Semoga sikap itu tidak hanya di miliki oleh Sukarno-Hatta saja.