Dalam sejarahnya tidak ada kepastian tentang kapan ditemukan tari piring. Namun, yang pasti tari ini telah ada sejak lebih dari 800 tahun yang lalu di kepulauan Melayu. Tarian ini dipercaya berasal dari Sumatera Barat atau lebih tepatnya di daerah Minangkabau, dan berkembang pada zaman Sriwijaya yang telah memperluas perkembangan tari piring ke negeri Melayu bersama orang-orang pelarian Sriwijaya atau pedagang Melayu ketika itu.
Tari piring (bahasa Minang: tari piriang) adalah tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari tangan. Dan Secara tradisional, tari ini berasal dari Solok, Sumatra Barat. Menurut legenda, tari ini awalnya merupakan ritual ucapan rasa syukur dan diaspirasikan oleh masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini juga di bawakan dengan iringan musik alat tradisional Talempong dan Saluang. Tari Piring biasanya dibawakan dalam 7 menit atau angka-angka ganjil lainnya danjuga jumlah penari biasanya juga berjumlah ganjil terdiri dari tiga sampai tujuh orang.
Gerakan yang digunakan pada saat menampilkan tari piring banyak digunakan dari teknik-teknik silat Minangkabau, tarian ini dibawakan oleh para gadis dan membawakan sesaji yang diletakkan di atas piring, piring tersebut dibawa dengan gerakkan sesuai dengan irama musik. Tapi sejak masuknya islam ke kawasan Minangkabau tarian ini berubah fungsi dan tidak lagi dijadikan untuk memuja dewa. Melainkan menjadi kesenian dan hiburan di kalangan masyarakat, tentu saja sering ditamilkan dalam acara-acara adat. Dahulu Tari Piring hanya diadakan untuk golongan orang yang mampu saja, tapi pada saat ini Tari Piring di lakukan di setiap acara pengangkatan penghulu, pernikahan, dan acara adat lainnya.
Keunikan dari Tari Piring sendiri adalah
*Sesuai namanya, Tari piring menggunakan piring sebagai alat utama dalam tariannya.
*Gerakan tari yang unik karena gerakan dasar dari tari piring adalah meletakkan piring diatas kedua telapak tangan kemudian menggenggamnya. Piring digerakkan secara memutar dan diayun-ayunkan mengikuti irama music pengiring. Dengan teknik memegang tertentu, piring tersebut tidak akan jatuh.
*Beragamnya musik pengiringnya seperti rebana, suliang, gong dan talempong
*Suara Denting Cincin dan Piring
Pada saat menari akan muncul suara dentingan yang berasal dari cincin dan piring yang menjadi property. Suara tersebut semakin menambah ciri khas tarian ini karena dapat menyatu dengan musik pengiringnya.
*MenariMenari di Atas Pecahan Piring
Keunikan lain yang sepertinya tidak dimiliki oleh kesenian tari manapun terdapat pada akhir pertunjukan. Para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah, kemudian berjalan diatas pecahan piring yang tajam tersebut tanpa terluka.
Tentu saja tarian adat juga harus memiliki pakaian busananya tersendiri, untuk busana penari laki-laki memiliki karakteristik yang berbeda dari pakaian wanita. Akan tetapi keduanya merupakan busana asli dari Minangkabau. Biasanya Kostum penari piring pria disebut dengan Rang Mudo, yaitu dengan bentuk pakaian berlengan panjang serta hiasan missia yang juga disebut renda emas.
Untuk celana yang digunakan disebut dengan besaran gelombang. Celana ini berukuran besar dibagian tengah dan memiliki warna selaras dengan baju atasan. Selain itu, penari pria juga menegenakan perlengkapan seperti sisampek dan cawek pinggang yang bentuknya seperti kain songket, kemudian diikatkan pada pinggang.
Panjang kain tersebut mencapai lutut, memiliki hiasan yang rumbai-rumbai. Saat mementaskan tari piring, maka penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga yang terbuat dari kain songket.