Tujuan kampanye penggunaan kondom itu, menurut Nafsiah akan menurunkan angka HIV/AIDS di Indonesia yang tergolong masih sangat tinggi.
Padahal kampanye penggunaan kondom tersebut menuai kecaman dari sejumlah kalangan, karena sosialisasi kondom bertentangan keras dengan hukum Islam dan sama saja melegalkan perzinahan di Indonesia.
Menkes ingin mensosialisasikan penggunaan kondom dari SD sampai SMA. Orang-orang sangat khawatir nantinya banyak anak-anak yang akan melakukan pergaulan bebas setelah sosialisasi tersebut.
Di Indonesia umat islam sangat besar sekitar 240 juta di mana 40 juta terdiri dari NU dan 25 juta dari Muhammadiyah. Di kalangan Nu banyak lembaga pendidikan dan pasantren, jadi perlu pendidikan khusus untuk memberi pendidikan dan wacana tentang bahaya HIV/AIDS serta sesatnya sex bebas.
Program untuk membagikan kondom kepada remaja secara gratis, tapi yang diberikan adalah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja agar mereka dapat terhindar dari perilaku buruk termasuk dapat mencegah tertulari HIV/AIDS.
Dari sebuah diskusi tentang HIV/AIDS di PBNU beberapa waktu di bulan Ramadhan, kalangan NU mengharapkan pemerintah membuat perda khusus bagi sosialisasi kondom di tempat lokalisasi PSK.
Pendidikan tentang seks dan kesehatan reproduksi bisa kembali ditingkatkan. Berdasarkan data BKKBN, ada sekira 2,3 juta wanita dewasa muda yang melakukan aborsi karena berhubungan seks di luar nikah.
Parahnya lagi, praktik hubungan seks berisiko hampir pasti terjadi di beberapa tempat yang terbilang rawan, seperti pelabuhan, terminal, daerah wisata, dan pertambangan.
Kampanye pemakaian kondom kepada remaja usia 15-24 tahun tidak akan dilakukan di semua tempat. Melainkan hanya dibagikan di tempat-tempat tertentu, yakni di tempat pelacuran. Saking bersemangatnya Menkes berkampanye tentang kondom sampai-sampai di sebut Menteri KONDOM.
Baik pelacuran yang hotspot, mau pun tempat di mana kita tahu banyak terjadi hubungan seks beresiko itu bisa terjadi misalnya panti pijat, tempat pariwisata. Semua orang di situ tahu kok banyak terjadi itu (perilaku seks), asal kita tidak menutup mata, kita tahu bahwa itu terjadi.
Jadi hal ini untuk menyasar tempat-tempat seks beresiko. laki-laki yang membeli jasa seks itu sekitar 45 persen berada di bawah usia 25 tahun. Kalau sudah berperilaku beresiko maka paling tidak para pelaku tidak tertular serta tidak hamil kalau dia perempuan.
Akan tetapi menghindari Zina lebih penting daripada sembarangan melakukan transaksi seksual. Patuhilah rambu-rambu agama agar selamat di dunia dan akhirat.