Walaupun disana-sini masih terdapat kekurangan seperti surat suara yang salah kirim, masalah transportasi dan logistik. KPU pusat memberi batas waktu untuk pemungutan suara ulang hingga tanggal 15 April 2014 dan menurut rencana hasil resmi versi KPU dilansir pada 9Mei 2014.
Beberapa waktu yang lalu ketika menghadiri seminar politik di Jakarta, 19 Juni 2013. Hal ini terkait dengan "Survei Nasional CSIS April 2013: Antara Partai Politik yang Tidak Terlembaga dan Pencarian Capres Alternatif."
Hasil survei menunjukan besaran perolehan suara sebagai berikut:
1.Golkar 13.2%
2.PDIP 12.7%
3.Gerindra 7.3%
4.Demokrat 7,1%
5.PAN 4,0%
6.PKB 3,5%
7.PKS 2,7%
8.PPP 2,2%
9.Hanura 2,2%
10.Nasdem 1,3%
11.PBB 0,4%
12.PKPI 0,2%
Belum punya pilihan 40,5% dan golput 2,7%.
Partai Demokrat terus mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil pemilu 2009 yang dimenangkan dengan suara sebesar 21 persen. Angka dukungan sebesar 7,1 persen dalam survey bulan April/Mei 2013 ini turun dari angka 11,1 persen dalam survei CSIS Januari 2012.
Partai Golkar memperlihatkan tingkat dukungan yang cukup solid, mengindikasi bahwa partai ini memiliki jaringan mesin politik yang solid di daerah dan terus menandai bahwa partai Golkar adalah "Partai Parlemen" karena voters mendukung Golkar. Namun tingkat dukungan kepada capres Golkar nanti dulu!
Partai saingannya yaitu PDIP mengalami kenaikan dukungan yang konsisten, bila dibandingkan dengan survei CSIS Januari 2012 sebesar 7,8 persen, Juli 2012 sebesar 11,6 persen dan April 2013 menjadi12,7 persen.
Berdasarkan hitung cepat pasca pemilu legislatif 9 April 2014, versi LSI (Lembaga Survei Indonesia) data masuk 96,95 persen pada jam 22:00 WIB adalah:
1.Nasdem 6,41 %
2.PKB 9,07 %
3.PKS 6,61 %
4.PDIP 19,73 %
5.Golkar 14,56 %
6.Gerindra 11,81 %
7.Demokrat 9,70 %
8.PAN 7,43 %
9.PPP 7,01%
10.Hanura 5,23 %
11.PBB 1,38%
12.PKPI 0,98 %
Hasil survei lainnya menunjukan peringkat pemenang Pileg 2014 adalah:
1.PDIP 18,91 %
2.Golkar 14,65 %
3.Gerindra 12,24 %
4.Demokrat 9,88 %
5.PKB 8,9 %
6.PAN 7,34 %
7.Nasdem 6,92 %
8.PKS 6,91 %
9.PPP 6,41 %
10.Hanura 5,36 %
11.PBB 1,54 %
12.PKPI 0,94 %
Hasil survei CSIS April 2013 menunjukan dalam skenario 7 nama capres maka:
1.Aburizal Bakrie 7,4 %
2.Ani Yudhoyono 0,9 %
3.HattaRadjasa 2,7 %
4.Joko Widodo 35,1 %
5.Jusuf Kalla 4,8 %
6.Megawati 5,9 %
7.Prabowo 16,3 %
8.Belum ada pilihan 24,8 %
Berdasarkan partai pilihan jika Golkar mencalonkan ARB, PDIP Jokowi, Gerindra Prabowo, dan Demokrat Edhi Pramono, partai mana yang akan Anda pilih?
1.Golkar 12,5 %
2.PDIP 24,9 %
3.Gerindra 12,4 %
4.Demokrat 4,4 %
5.PAN 3,5 %
6.PKB 3,1 %
7.PKS 1,9 %
8.PPP 1,3 %
9.Hanura 1,3 %
10.Nasdem 0,9 %
11.PBB 0,1%
12.PKPI 0,1%
Tidak tahu 33,6 %
Hasil sementara pemilu legislatif 9 April 2014 menunjukan bahwa PDIP hanya memperoleh 19,73 % dari prediksi lebih 30 %, Golkar pada posisi kedua 14,56%, Gerindra naik ke posisi tiga.
Demokrat kalah telak dari 20,85 % (2009) menjadi 9,7 %, ini terjadi karena banyaknya kasus korupsi di tubuh Demokrat seperti kasus Nazaruddin dan Andi M. Ketum Demokrat SBY menerima hasil hitung cepat ini dan mengharapkan para caleg dan pendukungnya menerima hasil ini dengan lapang dada.
Partai hijau PKB cukup berbesar hati menduduki peringkat kelima dengan suara 9,01 %, PAN pada posisi enam 7,41%, partai baru Nasdem cukup fenomenal langsung dapat suara 6,41 % di posisi tujuh. Bos MetroTV Surya Paloh berbangga hati karena Nasdem "Anak Kemarin Sore" cukup lumayan memperoleh suara pilihan rakyat.
Suara PKS 6,61 % dan PPP 7,01 % cukup stabil pada posisi delapan dan sembilan. Partai Hanura di posisi sepuluh sebagai juru kunci. Wiranto tiga kali ikut pemilu tetapi kalah, untuk maju ke capres langkahnya sudah berat.
Partai yang gagal tidak lolos verifikasi KPU ternyata benar, perolehan suara mereka tidak sampai 2 % yaitu PBB hanya 1,38 % dan PKPI 0,98 %.
Pencarian calon Presiden sudah dilakukan sejumlah parpol. Peta koalisi yang terbaik yang menentukan calon Presiden RI Ke-7 dapat terpilih. Bisa jadi muncul poros tengah jilid II.
Seperti tahun 1999, PDIP sebagai pemenang pemilu tetapi calon Presidennya Megawati Soekarno Putri kalah suara dengan calon Presiden poros tengah Gus Dur.
Bila salah langkah maka calon Presiden PDIP Jokowi bisa kalah telak seperti kalahnya partai Demokrat pada pemilu 2014 ini. Pemilihan bakal calon Presiden dan calon Wakil Presiden layak mendapat perhatian khusus.
Semuanya terpulang kepada elit-elit partai yang memperoleh suara terbanyak agar calon Presiden Mereka bisa memenangkan pertarungan pada Pilpres bulan Juli 2014. Suara pemilih pemula dan swing voter yang menentukan capres terpilih. Bisa jadi Pemilu Presiden 2014 dalam dua putaran.