Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabbiul Awal 1436 H ini dilakukan perayaannya pada hari Sabtu, 14 Februari 2015 dan di pusatkan pada lapangan bola kaki gampong lambung, Meuraxa Banda Aceh.
Maulid di lambung merupakan Maulid Akbar. Acara ini dilaksanakan oleh Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (FORSIAR). Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang dinamakan dengan Maulid Raya Aceh Rayeuk. Kegiatan ini melibatkan tiga Kabupaten/Kota, yakni Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang.
Panitia Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (FORSIAR) telah menyebar 5000 undangan untuk acara Maulid ini. Thema Maulid kali ini adalah "Rasul Ku Idola Ku". Acara juga diisi Dikee Maulid (Zikir Maulid), Ceramah Maulid, santuan anak yatim dan Khanduri Maulid/makan bersama.
Saat makan keunduri panitia menyajikan kuah belangga sebanyak 15 buah yang terdiri atas lima ekor sapi untuk 2000 orang hadirin yang datang dari 3 kabupaten/ kota, Sabang, Banda Aceh dan Aceh Besar.
Ceramah Maulid oleh Ustad Muhammad Marsi dari Jakarta, akan tetapi ceramahnya kurang menggigit. Intinya masyarakat harus mencintai Rasullulah dan jangan ada lagi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Disini juga dipeusijuek empat dari sembilan anggota DPRA dari Dapil I yang hadir oleh pemuka adat dan tokoh masyarakat Aceh, Ketua MAA (Majelis Adat Aceh).
Sangat disayangkan karena yang shalat berjamaah pasca makan Maulid hanya 75 orang yang lainnya langsung pulang ke rumah masing-masing.
Tujuan Maulid Akbar ini adalah untuk mengembangkan sumber daya dan potensi seluruh masyarakat di wilayah Aceh Rayeuk (Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang). Selain itu juga untuk mengaplikasikan nilai-nilai rahmatallil'alamin.
Terjalinnya solidaritas sosial yang harmoni dalam kehidupan masyarakat dan juga mengupayakan terwujudnya masyarakat yang madani (civil society) merupakan tujuan lain dari kegiatan ini.
Wakil ketua Forum Silaturrahmi Aceh Rayeuk (FORSIAR) Farid Wajdi Ibrahim juga menyerahkan santunan kepada anak yatim secara simbolis. Anak-anak yatim yang hadir lebih kurang 50 orang. Mereka menikmati makan keunduri di aula serba guna gampong lambung.
Pemerintah Kota Banda Aceh sungguh-sungguh menjalankan Syariat Islam yang juga merupakan amanah konstitusi. Semoga Forsiar dapat membantu di tiga daerah ini, dan berada di garda depan penegakan Syariat Islam secara kaffah.
Kedepan perlunya dukungan dari para alim agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk menjadikan Banda Aceh sebagai gerbang Syariat Islam di Indonesia. Kebangkitan Islam jilid dua akan dimulai dari Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang.