Publik  di seluruh dunia menyoroti pertemuan Jokowi dengan kedua pemimpin negara yang sedang berperang. Di Indonesia, media menyajikan kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Jerman sebagai 'misi perdamaian'. Sejumlah pakar hubungan internasional menganggap bahwa Jokowi melakukan lebih dari sekedar misi perdamaian. Sebagian lagi menyebutkan kunjungan Jokowi merupakan pameran (showcase) politik internasional Jokowi setelah absen sekian waktu dan upaya untuk memberikan warisan (legacy) atas pemerintahan yang akan berakhir pada 2024.
Baca: Sepuluh Jam Kunjungan Jokowi di Ukraina dan Misi Perdamaian
'Misi Perdamaian' untuk Rusia dan Ukraina
Jokowi menyampaikan kepada publik bahwa kunjungannya ke Eropa tersebut adalah mendorong negara-negara G7 dan para pihak yang berperang untuk mengupayakan perdamaian di Ukraina. Selain itu, seperti juga dikutip dari situs Sekretariat Negara, Jokowi akan mengajak Presiden Ukraina dan Presiden Rusia untuk membuka dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian. Media nasional arus utama (mainstreaming) Â menyebut bahwa Jokowi membawa 'misi perdamaian' dalam lawatannya tersebut. Hal ini menjadikan bahwa ekspektasi publik adalah untuk mengakhiri perang, yang nampaknya tidak terwujud karena perang pun tetap berlangsung setelah kunjungan dilakukan.
Baca: Pergi ke Jermain, Ukraina, dan Rusia: Apa Misi Jokowi