21 April 2014 15:26Diperbarui: 23 Juni 2015 23:242211
Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Tapi layaknya gading yang berharga tinggi dan menjadi bahan komoditi, nama seorang manusia -apalagi sangat berharga- tidak akan dibiarkan tergeletak begitu saja untuk menunggu hilang digerogoti cacing. Apalagi, oleh Sang Penguasa. Kartini pun tak luput dari praktik-praktik kotor pemain papan atas penikmat kekuasaan. Kartini senantiasa bertransformasi mengikuti siapa yang ada di kursi takhta. Inilah sepetik kisah Kartini sebagai maskot dalam politisasi sejarah.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.