Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Jokowi Masih Hijau dalam Politik Internasional

24 April 2015   01:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:44 225 0
Jokowi memang belum berpengalaman manjadi presiden dan belum ada setahun menjabat presiden. Namun demikian, wawasan politik internasional Jokowi masih tampak terbatas dan masih didorong oleh semangat image building aliasmembangun citra. Dan membangun image kuat sepertinya cukup berhasil di kancah KAA di mana Jokowi menegaskan posisi Indonesia dalam melihat konstelasi dunia. Tidak seperti Sir SBY yang play safe dengan negara adidaya, Jokowi mencoba menunjukkan arah politik yang berbeda. Pertanyaannya dalah, apakah dalam jangka panjang sikap terang-terangan untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam lembaga-lembaga keuangan dunia akan memberi manfaat secara nasional? Menurut gedang kepok, perubahan posisi politik Jokowi ini akan berbahaya apalagi Indonesia juga menghadapi tantangan separatisme seperti di Papua.

Mendapat pujian dengan pidato yang tajam dan melawan arus memang membuat Jokowi terkenal di dunia--terutama di negara-negara yang yang gerah dengan kepongahan negara-negara adidaya. Menghukum mati warga negara asing tanpa ampun juga mendapat pujian soal ketegasan dalam negeri. Tetapi pertanyaannya adalah, apakah aksi-aksi berani akan menyelamatkan kepentingan nasional Indonesia dalam jangka panjang? Kita tahu Australia tak akan berdiam diri dan mungkin akan menyulut separatisme Papua dan beberapa daerah pinggiran lainnya. Kita juga tahu, kemerdekaan Palestina adalah soal sensitif dan pelik dalam kancal politik dunia.

Sir SBY bermain cantik dngan menari-nari diantara kekuatan besar dunia demi kestabilan Indonesia dan demi dukungan dunia internasional untuk kesatuan Indonesia. Jokowi dengan arah politik yang berbeda mulai membangunkan macan-macan di kawasan Asia. Meski motivasi jokowi lebih didasarkan politik ekonomi, persaingan kekuatan di kawasan ASEAN akan menghangat dengan langkah-langkah Jokowi dan perlombaan penumbukan senjata akan dimulai dengan ditandainya peningkatan belanja militer negara-negara kawasan. Cina akan bersaing denga Jepang dan akan membawa negara-negara asia dalam perang dingin yang panjang. Demikian pula US dan Australia akan mengambil kesempatan.

Penasehat politik Jokowi sebaiknya harus semakin hati-hati. Membangun image internasional tidak harus mengorbankan kepentingan nasional dalam jangka panjang.

Salam Kompasiana! Merdeka!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun