Putin muncul dari kekacauan pasca bubarnya Uni Sovjet. Yeltsin membawa Rusia ke alam demokrasi dan Putin memberikan kestabilan dan kemakmuran setelahnya. Memang Putin berlatar belakang KGB namun tidak ada track record hitam dalam kariernya, apalagi menculik dan menghilangkan orang. Memang ada tuduhan Putin menyingkirkan musuh-musuh politiknya dan meracun mereka yang mengkhianatinya, tapi tuduhan itu tidak pernah bisa dibuktikan. Kalau itu bisa dibuktikan, Prabowo mungkin akan benar-benar mirip Putin dalam hal menghabisi musuh politiknya. Namun untuk saat ini, saya berpendapat, Prabowo belum mirip Putin.
Sebaliknya, Prabowo diorbitkan oleh rezim diktator, mertuanya. Karier militernya menjulang dalam sekejab karena ia juga menantu Suharto. Tanyakan pada Prabowo, apakah ia pernah melakukan tindakan indispliner berat saat dalam pendidikan militer di Magelang! Tanyakan juga pada Prabowo apakah sebagai seorang militer ia tunduk pada atasan! Prabowo memang bukan boneka dan dia punya ambisi dan pada waktu itu dia adalah menantu 'raja'! Ia bahkan bisa mengatur jenderal-jenderal yang pada waktu itu adalah atasannya.
Putin adalah seorang winner, pemenang, baik itu dalam dunia olahraga yang digelutinya, gulat, ataupun dunia politik yang membawanya ke tampuk kekuasaan. Putin punya kesabaran seperti Suharto, yang juga seorang pemenang. Prabowo, sebaliknya adalah jenderal yang kalah. Dalam pertarungan dan keahlian strategi, Wiranto adalah pemenangnya dan Prabowo sebagai runner up, adalah the first loser menurut Mourinho. Sama-sama membawa beban kelam HAM, Wiranto lebih pandai berstrategi daripada Prabowo yang grusah-grusuh, mengedepankan emosinya.
Pada akhirnya, menyamakan Prabowo dengan Putin--dengan harapan rakyat Indonesia akan memilih dan mencintai Prabowo--adalah jauh panggang dari api. Track record Prabowo belum membuktikan bahwa ia adalah pemenang. Track record-nya hanya membuktikan bahwa ia tidak segan-segan menggunakan kekerasan demi tercapai ambisi-nya. Ia lebih mengingatkan kita pada Rahwana, raksasa berwajah sepuluh penculik Sinta, daripada Ksatria Pandawa!
Salam Kompasiana! Salam Demokrasi! Merdeka!