Kalau partisipasi langsung rakyat itu adalah Sinta--Ibu Pertiwi yang memberikan harapan kepada rakyat jelata--Ia telah dicuri dan ditelikung oleh koalisi busuk yang dipimpin oleh Wawa-Si Rahwana Muda dan didukung pasukan raksasa termasuk Buto Cakil yang selalu mengganggu perjalanan para ksatria dan mencari kesempatan untuk mengumpulkan harta dunia. Dalam kemelut ini, Ahok adalah Wibisana, yang dengan berani menyerukan keyakinan nuraninya. "Kembalikan Sinta pada yang empunya! Kembalikan demokrasi pada partisipasi rakyat jelata!"
Kita semua tahu, Rahwana tidak bisa binasa meski ia kalah berulang kali. Dendamnya selalu membara dan siap menhancurkan apa saja. Hidupnya lebih buruk dari kematian karena ia mengalami kekalahan tetapi tidak pernah mengakuinya. Jiwanya kering dan amarahnya mudah meledak--seperti angin beracun yang siap membinasakan siapa saja. Namun demikian, Rahwana tidak akan pernah menang karena Wibisana, hati nurani rakyat itu telah meninggalkannya.
Sedang berduka karena demokrasi Indonesia sedang dalam ancaman koalisi busuk--Gabungan Alengka & Kurawa, dengan dukungan Drona, Sengkuni, dan Si Gila Durmagati!