Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Koalisi Busuk, Rahwana, & Wibisana

11 September 2014   08:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:01 176 0
Alkisah pertentangan besar terjadi dalam keluarga kerajaan Alengka. Rahwana, raksasa yang lahir dari sekepal darah ini telah menculik Sinta dan sekarang balatentara kera dengan Rama dan Lesmana berdiri sebagai pemimpin dan Hanoman kera putih sebagai panglima telah mengepung Alengka. Wibisana minta kakaknya untuk segera mengembalikan Sinta supaya rakyat lepas dari petaka sementara Rahwana berkeras Sinta adalah miliknya. Rahwana adalah raja diraja yang punya kuasa tidak hanya di dunia. Bahkan dewa-dewa pun sungkan karena Rahwana, jelmaan sekepal darah dan sekepal dosa itu tidak ada matinya.

Kalau partisipasi langsung rakyat itu adalah Sinta--Ibu Pertiwi yang memberikan harapan kepada rakyat jelata--Ia telah dicuri dan ditelikung oleh koalisi busuk yang dipimpin oleh Wawa-Si Rahwana Muda dan didukung pasukan raksasa termasuk Buto Cakil yang selalu mengganggu perjalanan para ksatria dan mencari kesempatan untuk mengumpulkan harta dunia. Dalam kemelut ini, Ahok adalah Wibisana, yang dengan berani menyerukan keyakinan nuraninya. "Kembalikan Sinta pada yang empunya! Kembalikan demokrasi pada partisipasi rakyat jelata!"

Kita semua tahu, Rahwana tidak bisa binasa meski ia kalah berulang kali. Dendamnya selalu membara dan siap menhancurkan apa saja. Hidupnya lebih buruk dari kematian karena ia mengalami kekalahan tetapi tidak pernah mengakuinya. Jiwanya kering dan amarahnya mudah meledak--seperti angin beracun yang siap membinasakan siapa saja. Namun demikian, Rahwana tidak akan pernah menang karena Wibisana, hati nurani rakyat itu telah meninggalkannya.

Sedang berduka karena demokrasi Indonesia sedang dalam ancaman koalisi busuk--Gabungan Alengka & Kurawa, dengan dukungan Drona, Sengkuni, dan Si Gila Durmagati!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun