Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pria Penunggu Senja

6 September 2017   17:01 Diperbarui: 6 September 2017   17:11 817 4
Ia duduk di sana,
di serambi kiri rumah.
Rumah? Tidak.
Itu layak disebut gubuk.
terlalu mewah dan terlalu indah
untuk sebutan sebuah rumah.

Walau gelisah sempat melingkari
sebab langit bumi arema
setelah terik siang tadi
turunkan awan menghitam
selimuti senja yang akan turun,
namun itu tak lantas membuatnya berhenti menanti senja yang turun.

Satu hal yang tak ia lupakan, ia duduk menanti
menunggu datangnya senja
dan mengantar senja yang akan hilang di balik pepohonan dan tiang listrik berdiri menjulang.

Ia menatap kosong cahaya senja yang memancar dan menyinari kedua matanya.

Sepertinya senja kali ini
jatuh tepat pada wajahnya,
wajah penunggu senja yang setia_

Malang, 6/9/2017

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun