Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Keagungan Puasa dan Ironinya

4 Juli 2016   15:36 Diperbarui: 4 Juli 2016   15:44 188 2
Dengan langkah tegap dan pakaian rapi, dia menuju masjid dengan penuh semangat. Khusuk melangkah dengan senyum merekah bak penda’i muda. Jamaah sudah banyak berkumpul ketika dia sampai. Banyak jamaah melihat dia penuh kaget, seakan tidak yakin. Ada juga yang menyambut penuh syukur, akhirnya dia ke masjid juga begitu dalam hatinya. Ia memang, masjid sudah sangat merindukan kedatangannya. Dalam hati kecilnya, bukan tidak rindu memuliakan masjid. Akan tetapi kondisi ekonomi yang menghalangi. Dia sudah berziarah, jadinya Alhamdulillah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun