Konflik Partai Hanura yang kembali memanas dalam beberapa hari ini nyaris luput dari perhatian. Padahal, konflik yang berlangsung di internal partai bentukan Wiranto ini sangat menarik lantaran beragam keunikan yang mungkin tidak akan dialami oleh parpol-parpol lainnya.
Hanura adalah satu dari sekian banyak partai di Indonesia yang mengandalkan faktor ketokohan sebagai motor penggerak maupun vote geter. Dan, selam kiprahnya dalam pentas politik nasional, partai yang didirikan pada 21 Desember 2006 ini tidak bisa dipisahkan dari sosok Wiranto sebagai tokoh sentralnya.
Menariknya, di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang atau yang lebih dikenal dengan sebutan OSO, Wiranto mengaku tidak dihargai lagi oleh partai yang dibesarkannya. Wiranto pun kemudian menyatakan pengunduran dirinya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura pada 18 Desember 2019.
"Bagaimana mungkin saya, Munas tidak diundang? Ini Munas rohnya sudah berbeda, selalu ingin berkonflik dengan saya. Kalau saudara jadi saya, emang saudara kerasan? Tahan? Jadi, ini kesadaran politik saya. Saya mundur," ungkap Wiranto di Hotel Atlet Century, Jakarta saat koferensi pers terkait pengunduran dirinya sebagaimana yang dikutip Tempo.co.
Wiranto Haus Jabatan?