Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Dengar Gosip, Pak Presiden Galau

18 Desember 2013   21:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:46 344 4
Tidak sangka bila Bapak Presiden SBY, presiden yang kita cintai ini juga penikmat gosip. Memang ini bukan gosip tentang barang-barang Syahrini yang diekspos tiap pukul sebelas siang. Bukan pula soal duel Farhat lawan El. Apalagi soal Ayu Ting-ting. Bukan! Tapi, ini juga bukan kabar burung bocoran Wikileaks yang buat merah kuping istana. Bukan!

Entah dari mana Pak SBY mendengar bisik-bisik soal gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yang diajukan oleh Pak Yusril Ihza Mahendra yang katanya bakal dikabulkan MK..

"Saya dengar dan mudah-mudahan tidak benar dan tidak terjadi. Konon katanya, Perppu tentang MK dikaitkan dengan apa yang sedang ditangani MK, yaitu persoalan UU Pilpres. Saya dengar bahwa bisik-bisik politik itu bisa dikaitkan. Saya tidak percaya," kata Pak Presiden tanpa merinci bagaimana mengaitkannya (Biang Gosip)

Lho, jadi Pak Presiden curiga kalau pengabulan uji materi itu gara-gara MK mendendam dengan Perppu yang dikeluarkannya. Yang bener saja Pak Bambang. Jadi ingat panggilan mesra Megawati pada Pak SBY saat keduanya masih akur seperti pasangan Anang-Syahrini. Masa sih MK main dendam-dendaman, Pak Presiden? Kata Pak Kyai, itu dosa.

Tapi, kalau dipikir-pikir, dianalisa, dan direnungkan, saya malah curiganya sama Bapak Presiden sendiri. Deh. Ciyus! Saya punya alasannya. Wong biarpun begini saya itu hobi nonton sinetron, kok.

Lho, kok malah saya yang dicurigai, mungkin itu yang Bapak katakan.

Begini, Pak Presiden.

Kan, kalau MK mengabulkan judicial review yang dimohonkan Pak Yusril, berarti pasangan capres-cawapres sudah didaftarkan ke KPU sebelum pileg digelar. Bener tidak, Pak Presiden? Nah, kalau demikian, partai mana yang dirugikan? Partai Demokrat yang Bapak pimpin, kan?

Kenapa Demokrat yang rugi, sebab sesuai jadwal, pemenang ajang pencarian bakal calon presiden Partai Demokrat kan baru diputuskan setelah pileg. Jadi, mau tidak mau Demokrat harus mengubah rencananya. Dan, itu pasti tidak baik buat partai dan kandidat konvensi. Nah, sudah jelas, belum? Tapi, ini baru satu kerugian, lho.

Kerugian lainnya, kan, rencananya pemenang ajang pencarian bakat itu diputuskan setelah pileg, berarti kesebelas kandidat itu, mulai dari Kang Zuki, Bang Anies, sampai Pak Dahlan bakal habis-habisan berkampanye buat Demokrat. Bayangkan saja sebelas tokoh nasional turun gunung mendulang suara untuk Demokrat. Wow...! Kebayang, bagaimana nanti Bang Anies berbusa-busa berorasi di atas panggung, “Bapak-bapak, Ibu-ibu, Mas-mas, dan Mbak-mbak, Century itu berdampak sistemik”.

Tapi, kalau Pak Yusril menang, dan 2000% pasti menang. Artinya, parpol atau gabungan parpol harus menyerahkan paangan jogonya kepada KPU sebelum pileg. Jadi, paling tidak, dari sebelas tokoh top itu, tinggal bersisa dua. Artinya, kekuatan Demokrat merosot tajam. Nah, jelaskan kalau Pak Yusril menang yang dirugikan itu partai yang Bapak ketuaumumi sendiri.

Kalau yang didaftarkan oleh Demokrat ke KPU itu Pak Dahlan yang elektabilitasnya paling tinggi dari kesebelasnya. Elektabilitas Demokrat yang sedang melorot ini sedikit banyaknya bisa tertolong. Tapi, bagaimana kalau yang dijagokan Demokrat itu adik ipar Bapak sendiri? Wah, bisa-bisa bakal tambah melorot lagi.

Pak Presiden, dari pada bergosip yang tidak-tidak, kan mendingan kita mikirin yang iya-iya saja. Seperti, katanya Muchsin Alatas sedang kepincut sama Titik Sandora, ya? Kelihatanya sih mereka berdua pasangan serasi ya. Semoga saja mereka nantinya menikah dan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.

Ya sudah Pak Presiden, sudah malam. Bapak Pasti sudah mengantuk.

Oh ya, saya kirim lagu, ya. Lagunya Mulan Dear Diary.

Oh ya hampir kelupaan, salam buat Mbak Vena juga.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun