Penampilan kedua petenis papan atas tersebut disaksikan oleh banyak penonton yang memadati arena utama Pat Rafter Arena. Kedua petenis sama-sama memberikan permainan top level, saling bersaing untuk memperebutkan trofi pertama di musim 2024.
Baik Sabalenka dan Rybakina maju ke babak final dengan impresif, tanpa kehilangan satu set sama sekali. Sejak babak kedua (babak pertama memperoleh bye), Sabalenka kehilangan 15 gim sedangkan Rybakina hanya 12 gim.
Tidak disangka Rybakina mampu menang atas Sabalenka di babak final dengan dua set langsung, bahkan memberikan satu bagel atau skor 6-0 di set pertama. Sebelum babak final tunggal putri dimulai, rasanya pertandingan kedua petenis tersebut bakal berlangsung seru dan intens sepanjang tiga set.
Kedua petenis tersebut empat kali saling bertemu di musim 2023 dengan catatan head-to-head 2-2, termasuk babak final grand slam Australian Open dan Indian Wells. Bila dilihat dari total pertemuan mereka selama ini, Sabalenka untuk sementara unggul 5-4.
Rybakina yang tampil mengenakan outfit biru bercorak abstrak dengan nuansa cerah tampil defensive tapi kerap mencecar Sabalenka dengan groundstrokes-nya yang berbahaya. Ia berhasil membuat lawannya lumayan kelimpungan di lapangan.
Sabalenka sendiri sebenarnya merupakan petenis dengan paket lengkap. Sepanjang pertandingan, Sabalenka terlihat agresif dan berusaha mendominasi pertandingan lewat servis keras dan groundstrokes yang solid dan sulit diantisipasi lawan.
Di sisi lain, Sabalenka juga terlihat kurang sabar dalam menghadapi situasi di lapangan. Ia tampak mulai frustrasi di set pertama ketika tertinggal 0-2, apalagi ketika tertinggal 0-3.
Setiap kali pukulannya dinyatakan keluar, Sabalenka selalu bermuka masam yang menandakan kekecewaannya. Di gim kelima set pertama misalnya, usai forehand cross-court-nya menabrak net ia menjatuhkan raketnya ke lapangan dengan melemparnya ke udara.
Sementara itu Rybakina yang tampil tanpa beban membuatnya bermain lebih santai. Ia meladeni semua pukulan Sabalenka hingga akhirnya mampu meraih poin, baik karena pukulannya yang mantap atau karena kesalahan yang dibuat oleh lawan.
Di sepanjang pertandingan, Sabalenka melakukan 20 unforced errors atau kesalahan sendiri. Sedangkan Rybakina jauh lebih sedikit yaitu delapan kali.
Rybakina juga mendapatkan tujuh poin tambahan dari servis asnya, sedangkan Sabalenka "cuma" tiga kali. Servis keras Sabalenka kerap diantisipasi oleh Rybakina yang mampu melakukan service return dengan baik.
Satu hal yang menarik dari Rybakina adalah kekuatan mentalnya, apalgi setelah melihat lawannya yang tampak down ketika kerap gagal merebut angka karena kesalahan sendiri. Di gim keenam set pertama misalnya, Rybakina yang  tertinggal 15-40 berhasil bangkit dan merebut empat poin berikutnya hingga akhirnya menutup set pertama dengan 6-0.
Di set kedua, Rybakina sempat unggul 2-0 sebelum Sabalenka berhasil mematahkan servisnya di gim ketiga yang membuat kedudukan menjadi 2-1. Di akhir gim tersebut, backhand dua tangan Rybakina justru menabrak net.
Sabalenka merayakan gim pertamanya itu dengan mengangkat kedua tangannya ke udara yang disambut tepuk tangan meriah dari audiens. Tampaknya fans tenis setempat lebih memfavoritkan Sabalenka menjadi juaranya.
Di gim berikutnya, permainan Rybakina segera kembali ke track yang membuatnya unggul 3-1 dan 4-1. Tentu saja hal itu membuat Sabalenka kembali cemas, dimana sebelumnya berniat menarik lawan ke set ketiga akan tetapi malah terjebak dalam situasi kritis.
Tertinggal dengan gap cukup jauh membuat Sabalenka harus mengatur siasat. Nyatanya, ia cuma berhasil merebut satu angka dan masih tetap tertinggal 2-4 dan 2-5.
Sabalenka membuka peluang lagi ketika memenangkan gim kedelapan set kedua sekaligus mengulur kemenangan Rybakina yang sebenarnya sudah di depan mata. Ia mampu tampil dominan, mendikte Rybakina yang berlarian kesana kemari hingga akhirnya forehand cross-court Rybakinaa menabrak net.
Kalau toh bola pukulan Rybakina tidak menabrak net, Sabalenka sudah mengantisipasinya dengan berjaga di balik net. Ia akan dengan mudah melakukan voli atau dropshot yang susah dijangkau oleh Rybakina.
Tak ingin kemenangannya tertunda lagi, Rybakina pun memilih menekan Sabalenka di gim kesembilan atau gim penghujung. Ia juga berniat mencegah semangat Sabalenka yang tampaknya mulai memercik sedikit demi sedikit.
Rybakina melakukan servis keras dan variasi pukulan yang solid termasuk sebuah dropshot brilian yang membuat Sabalenka mati kutu. Pukulan corner-to-corner-nya yang berbahaya menguras energi sekaligus membungkam siasat lawan.
Kemenangan Rybakina terwujud setelah jumping forehand Sabalenka yang super keras dan tajam ternyata terlalu melebar sehingga dinyatakan keluar. Rybakina pun sah menjadi juara tunggal putri Brisbane International 2024.
Dengan bangga Rybakina mengangkat trofi juaranya. Ini merupakan gelar pertamanya di musim 2024 dan gelar keenam sepanjang kariernya.
Sebagai juara tunggal putri, Rybakina berhal atas hadiah uang sebesar USD 220 ribu atau sekira 3,4 miliar rupiah. Ia juga mendapatkan poin juara sebesar 500 poin, dengan poin faktual 445 setelah dikurangi 55 poin karena ia tersingkir di babak kedua Adelaide International 1 2023. Posisi Rybakina kini naik satu tingkat ke posisi tiga dunia.
Sebagai informasi, turnamen Adelaide International 1 merupakan turnamen pengganti Brisbane International yang tidak diselenggarakan antara tahun 2021 hingga 2023 karena pandemi COVID-19. Karena turnamen Brisbane tidak diadakan di tahun-tahun tersebut, maka turnamen Adelaide International di kota Adelaide terbagi menjadi dua yaitu Adelaide International 1 yang berlevel WTA 500 dan Adelaide International 2 yang berlevel WTA 250.
Di tahun 2024 ini, Brisbane International kembali diadakan. Begitu pula dengan Adelaide International sudah kembali menjadi satu turnamen dengan level WTA 500. Hal itu membuat sebagian petenis yang mengikuti Brisbane International 2024 mempertahankan poin yang mereka peroleh di Adelaide International 1 2023.
Sementara itu, Sabalenka mendapatkan trofi runner-up dan hadiah uang sebesar USD 135 ribu atau sekira 2 miliar rupiah. Sabalenka sebenarnya memperoleh poin finalis sebesar 325, tapi karena ia gagal mempertahankan gelar juara Adelaide International 1 2023 yang pada waktu itu poin juaranya adalah 470 maka poinnya dikurangi 145.
Meski poinnya berkurang, Sabalenka tetap berada di posisi dua WTA. Namun poinnya kini terpaut semakin jauh sekira 900an poin dengan sang ratu tenis dunia Iga Swiatek (Polandia) yang masih tegar duduk di kursi nomor satu. Apalagi setelah Swiatek membawa negara Polandia menjadi finalis United Cup 2024 baru-baru ini, dimana ia mendapatkan tambahan poin sebesar 375 poin.
Sementara itu di nomor ganda putri Brisbane International 2024, gelar juara direbut oleh unggulan kelima Jelena Ostapenko (Latvia) / Lyudmyla Kichenok (Ukraina). Di babak final yang berlangsung pada Sabtu (6/1/2023), mereka mengalahkan ganda bukan unggulan Greet Minnen (Jerman) / Heather Watson (Inggris) dua set langsung 7-5, 6-2.
Â
***
Sumber data dan informasi: Brisbane International, ATP Tour , WTA Tennis