Mohon tunggu...
KOMENTAR
Raket Pilihan

ATP Finals 2023: Novak Djokovic dan Jannik Sinner Maju ke Final

19 November 2023   14:41 Diperbarui: 19 November 2023   14:42 608 5
Kota Turin, Italia, di bulan November 2023 ini sedang memasuki musim dingin. Suhu kota ini berada di kisaran 10-13 derajat Celsius ketika siang dan 4-7 derajat Celsius kala malam.

Namun suasana di arena Pala Alpitour cenderung panas gegara pertandingan sengit antara empat petenis nomor tunggal yang sedang bersaing memperebutkan dua tiket ke babak final Turnamen Nitto ATP Finals 2023. Mereka adalah, secara berturut-turut, unggulan teratas Novak Djokovic (Serbia), Carlos Alcaraz Garfia (Spanyol), Daniil Medvedev (Rusia) dan Jannik Sinner (Italia).

Setelah pertandingan babak penyisihan Grup Hijau dan Grup Merah, para juara dan runner-up masing-masing grup berhasil melaju ke babak semifinal. Djokovic sebagai runner-up Grup Hijau berhadapan dengan juara Grup Merah Alcaraz, sedangkan juara Grup Hijau Sinner bertemu dengan runner-up Grup Merah Medvedev.

Sinner menjadi petenis pertama yang melaju ke babak final setelah sukses menggulung Medvedev melalui pertandingan yang sengit dan mendebarkan 6-3, 6-7(4-7), 6-1. Pertandingan yang berlangsung Sabtu (18/11/2023) petang itu berlangsung selama dua jam 29 menit.


Penampilan Sinner terbilang luar biasa, terlepas dari statusnya sebagai petenis tuan rumah yang pastinya lebih didukung oleh fans tenis setempat. Petenis 22 tahun itu mengeluarkan teknik tenis top level yang mampu mengoyak pertahanan Medvedev.

Teknik permainan Sinner menunjukkan kelasnya sebagai petenis Top Three. Servis kerasnya mantap, groundstrokes-nya powerful, dropshot-nya mantap, pukulan lob-nya gokil, juga footwork-nya yang perfetto.

Melihat sejumlah pencapaian Sinner sepanjang musim 2023, ia digadang-gadang bakal mengancam eksistensi raja tenis saat ini, Djokovic. Di babak penyisihan grup Turin, ia mampu mengalahkan Djokovic untuk kali pertama sepanjang kariernya setelah empat kali bertemu.

Sinner kini layak menjadi salah satu dari empat petenis muda yang bakal mampu mendobrak dominasi Djokovic, termasuk mungkin Rafael Nadal (Spanyol) ketika kembali di musim tur 2024 nanti. Petenis muda lainnya adalah Alcaraz, Holger Rune (Denmark) dan Ben Shelton (AS).  

Selain teknik permainannya yang semakin matang, hal yang menarik dari Sinner adalah fisik dan staminanya yang luar biasa meski perawakan tubuhnya tampak ceking. Jadwal latihan tenisnya sudah pasti ia lakukan, tapi latihan fisiknya ala militer. Mulai dari angkat beban di fitness center hingga lari di alam terbuka yang kontur tanahnya naik turun.

Ini mengingatkan kita dengan latihan Alcaraz yang juga sangat berat. Berkat latihan yang keras, Alcaraz mampu menjuarai dua turnamen grand slam dan menjadi petenis nomor satu dunia.

Footwork Sinner terbilang luar biasa. Ia akan mengejar kemanapun bola menuju dan akan memukul bola dari lawan dengan taktis.  

Di pertandingan antara Sinner dan Medvedev, kedua pemain tampil bak singa kelaparan. Meski sama-sama agresif, jelas permainan Sinner berada satu level lebih baik dari pada Medvedev. Dukungan suporter di arena memang menguntungkan Sinner, tapi penampilan Sinner juga cemerlang.

Medvedev tidak perlu terusik dengan suara-suara dari penonton. Tak perlu juga melontarkan keluhan ke arah penonton karena suasana emosi akan mempengaruhi penampilannya.

Benar saja. Setelah memenangkan set kedua lewat sesi tie break, penampilan Medvedev justru kedodoran di set ketiga. Petenis 26 tahun itu hanya mampu merebut satu gim, selebihnya Sinner yang menguasai lapangan.

Sempat terjadi empat kali deuce di gim keenam set ketiga. Tapi pada akhirnya Sinner berhasil mematahkan servis Medvedev setelah forehand Medvedev dinyatakan keluar.

Unggul 5-1 membuat Sinner berada di atas angin. Ia cuma perlu menjaga konsistensi permainan atau bermain lebih agresif demi menuntaskan pertandingan.

Sinner memilih bermain agresif. Ia meng-generate servis kerasnya, memukul bola dari satu ujung ke ujung lainnya dengan sekeras dan sakurat mungkin agar lawan kewalahan.

Kemenangan Sinner ia raih dengan love game di gim keenam. Backhand Medvedev memang keras tapi terlalu melebar sehingga dinyatakan keluar. Sebagaimana ketika menang atas Djokovic di babak penyisihan Grup Hijau, Sinner juga cuma tersenyum ketika  menang atas Medvedev.

Medvedev tampak kecewa dengan hasil pertandingan malam itu. Tapi mau bagaimana lagi, selalu ada yang menang dan ada yang kalah dalam setiap pertandingan, dan malam itu penampilan Sinner luar biasa keren. Skor head-to-head Sinner vs Medvedev kini menjadi 3-6.

Di babak final nanti, Sinner akan bertemu kembali dengan Djokovic untuk memperebutkan gelar juara Nitto ATP Finals 2023. Djokovic melaju ke babak final setelah menang mudah atas unggulan kedua Alcaraz 6-3, 6-2 dalam waktu 88 menit saja.

Pertandingan babak semifinal antara Djokovic melawan Alcaraz berlangsung Sabtu (18/11/2023) malam waktu Turin atau Minggu (19/11/2023) dini hari WIB. Meski berlangsung hingga larut malam, penonton tampak memadati arena Pala Alpitour.  

Djokovic, 36 tahun, rupanya masih terlalu tangguh bagi Alcaraz yang debut di ATP Finals 2023 ini. Sebenarnya Alcaraz bermain bagus dan sepertinya bakal memaksa Djokovic melakukan pertandingan yang berat dan intens seperti pertemuan keduanya di babak final ATP Masters 1000 Cincinnati Masters 2023.

Itu dugaan semua orang, tapi ternyata hal itu tidak terjadi. Harus diakui penampilan Djokovic jauh lebih bagus dari Alcaraz yang malam itu tampak bermain dengan hati-hati. Entah mengapa, mungkin karena sedang dalam fase pemulihan.

Terlepas dari kondisi fisik Alcaraz, Djokovic mengakui bahwa pertandingan melawan Alcaraz Sabtu malam adalah pertandingan terbaiknya selama di ATP Finals 2023. Mengingat ia harus bertanding tiga set di tiga pertandingan sebelumnya di fase penyisihan Grup Hijau.


Ambisi besar Djokovic untuk menjuarai ATP Finals untuk ketujuh kalinya mungkin menjadi motivasinya yang paling kuat untuk memenangkan pertandingan melawan Alcaraz. Saat ini namanya sejajar dengan Roger Federer (Swiss) sebagai dua  petenis dengan trofi ATP Finals terbanyak yaitu enam trofi. Bila ia mampu menjuarai ATP Finals 2023, maka ia akan memecahkan rekor dengan tujuh gelar dan menjadi satu-satunya petenis dengan gelar ATP Finals terbanyak dengan tujuh gelar.

Meski tampil bagus, Alcaraz juga kerap melakukan kesalahan sendiri atau unforced errors. Total ia melakukan 22 kali kesalahan, jauh lebih banyak daripada Djokovic yang cuma delapan kali.

Aspek ini mesti dievaluasi oleh Alcaraz dan timnya karena jawara grand slam dua kali itu lumayan sering melakukan kesalahan yang tentu saja merugikan dirinya dan menguntungkan lawan. Tetapi, lagi-lagi bisa jadi karena kondisi fisiknya yang belum 100 persen fit.

Yah, mudah-mudahan performa Alcaraz kembali 100 persen di musim tur 2024 nanti. Apalagi ia juga harus mempertahankan beberapa gelar di kuartal pertama musim tur 2024.

Djokovic memastikan kemenangan lewat smash keras yang tak mungkin dikembalikan oleh Alcaraz. Sebelumnya, Alcaraz melakukan turnaround backhand yang membuat bola melambung tinggi, yang justru menjadi makanan empuk bagi Djokovic.

Untuk kesembilan kalinya Djokovic menembus babak final ATP Finals. Peluangnya untuk memecahkan rekor sebagai pemegang gelar ATP Finals terbanyak di dunia pun semakin terbuka lebar.

Pertandingan babak final nomor tunggal ATP Finals 2023 diprediksi bakal menarik perhatian dunia. Djokovic versus Sinner, dua petenis berbeda generasi saling memperebutkan trofi juara dan sama-sama berusaha mengukir sejarah. Siapa yang akan menjadi best of the best di sepanjang musim 2023?


Juara bertahan Ram/Salisbury maju ke final nomor ganda

Sementara itu di nomor ganda, babak final akan mempertemukan unggulan unggulan kelima Marcel Granollers (Spanyol) / Horacio Zeballos (Argentina) melawan unggulan keenam sekaligus juara bertahan Rajeev Ram (AS) / Joe Salisbury (Inggris). Sebelumnya Kedua pasang ganda itu menjadi juara grup dengan skor sempurna 3-0.

Dalam pertandingan babak semifinal yang juga digelar Sabtu (18/11/2023), Granollers/Zeballos menyingkirkan unggulan ketiga Rohan Bopanna (India) / Matthew Ebden (Australia) dengan straight set 7-5, 6-4. Sedangkan Ram/Salisbury menang atas unggulan keempat Santiago Gonzalez (Meksiko) / Edouard Roger-Vasselin (Prancis) dengan skor 7-6(7-5), 3-6, tie break 10-7.

Bagi Granollers, ini adalah babak final keduanya di turnamen setelah ATP Finals 2012 London, Inggris, berpasangan dengan rekan senegaranya Marc Lopez. Pada waktu itu nama turnamen adalah Barclays ATP World Tour Finals 2012.

Sementara itu, Ram/Salisbury sedang berusaha mempertahankan gelar mereka di babak final ketiga ATP Finals. Jawara ganda putra US Open 2021-2023 itu sebelumnya menjadi runner-up ATP Finals 2021 hingga akhirnya menjadi juara di ATP Finals 2022.

Bagi Ram, ini adalah pencapaian yang ketiga kalinya di babak final ATP Finals. Pertama kali ia melakukannya di ATP Finals / ATP World Tour 2016 bersama Raven Klaasen (Afrika Selatan).

Siapa yang akan menjadi juara dunia ganda putra di ATP Finals 2023? Kita akan mengetahuinya Minggu (19/11/2023) malam.



***

Sumber data dan informasi: Nitto ATP Finals, ATP Tour

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun