Dirangkum dari detik.com, perselisihan yang terjadi pada Sabtu siang (1/4/2023) itu disebabkan karena seseorang merasa tidak terima diejek oleh tetangganya. Awalnya cuma dua orang yang baku pukul, tidak lama anggota keluarga masing-masing turut bergabung membuat suasana semakin runyam.
Pada akhirnya kedua keluarga yang berselisih itu saling melapor ke pihak kepolisian setempat. Sayangnya, mediasi di antara kedua keluarga tersebut menemui jalan buntu karena mereka sama-sama enggan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaaan. Hadeehhh... (sambil geleng-geleng kepala seraya mengelus dada).
Tetangga harusnya gitu atau tetangga masa gitu?
Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari tetangga. Kadang kita lebih mengenal tetangga yang tinggal di kanan-kiri rumah kita, di seberang atau belakang rumah kita, daripada saudara kandung kita.
Karena hidup berdampingan, kita bisa mengetahui kehidupan tetangga. Begitu pula dengan tetangga juga mengetahui kebiasaan kita sehari-hari. Kerap berinteraksi dengan tetangga membuat kita jadi paham dengan karakter mereka yang bermacam-macam, ada yang baik ada juga yang kurang baik.
Tetangga yang baik biasanya banyak tersenyum kepada tetangga lainnya, tulus menegur sapa, kadang mengobrol tentang apa saja tetapi tidak membicarakan orang lain (ghibah) atau pun rahasia rumah tangganya. Tetangga yang baik biasanya memiliki wajah yang cerah dan tutur kata yang santun.
Punya tetangga yang baik itu sungguh merupakan anugerah yang luar biasa karena kehidupan kita sehari-hari bakal nyaman, tenteram, damai dan tenang. Tetapi sayangnya tidak semua orang bisa mendapatkan tetangga seperti itu.
Terkadang kita bertetangga dengan keluarga yang kurang atau tidak ramah dengan tetangga lainnya. Sudah sehari-hari enggan bertegur sapa, raut mukanya judes alias jutek, perilakunya juga kurang santun.
Tetangga seperti itu kadang iri dengki dengan tetangganya. Misalnya merasa iri ketika tetangga kanannya yang merupakan pasutri muda membeli kulkas baru, almari baru atau kendaraan baru. Tetangga yang problematik itu akan menjadi pembenci bila melihat tetangga kanan atau kirinya sukses dalam karir dan keluarga.
Sah-sah saja bila seseorang iri dengki atau membenci tetangganya karena tidak setiap orang senang dengan kebahagiaan orang lain. Tapi hati-hati, kalau orang yang seperti itu melakukan sesuatu yang membuat tetangganya merasa tidak aman dan nyaman, maka itu akan menjadi urusan Allah.
Perbuatan seorang tetangga yang membuat tetangga lainnya merasa tidak nyaman bisa bermacam-macam, mulai dari bergosip atau ghibah, mengotori wilayah atau pekarangan tetangga, membuat kegaduhan, hingga mengirim sihir atau guna-guna dengan tujuan agar kehidupan tetangganya menderita. Wadududu, ngeri amat yakk...
Menghormati tetangga adalah tanda keimanan pada Allah
Dicuplik dari laman NU.or.id, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam pernah bersabda yang terjemahannya sebagai berikut:
"Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR Muslim).
Sabda Rasulullah itu menjadi suatu pesan bahwa kita harus senantiasa berbuat baik terhadap tetangga, menghormati serta menghargai mereka. Tujuannya agar kehidupan bertetangga menjadi harmonis, nyaman dan tenteram.
Apabila kita melakukan sesuatu yang membuat kehidupan tetangga kita menjadi tidak nyaman, begitu pula sebaliknya, maka selain melanggar pesan Rasulullah dikhawatirkan akan merusak nilai-nilai keimanan kepada Allah.
Lalu, bagaimana perilaku yang termasuk memuliakan tetangga? Banyak sekali, minimal memberikan senyum tulus kepada mereka ketika melewati rumah mereka. Menyapanya dengan santun juga termasuk perbuatan memuliakan tetangga.
Dari sumber yang sama, ada sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr ra, sahabat Nabi dan salah satu perawi hadi pertama, tentang kehidupan bertetangga berikut ini:
"Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya."" (HR at-Tirmidzi).
Penilaian "baik" ini dinilai oleh kedua belah pihak. Kalau tetangga kita nyaman dengan keluarga kita, artinya kita menjadi orang yang baik di mata mereka. Begitu pula sebaliknya.
Begitu pula dengan penilaian "tidak baik" juga terpancar dari kehidupan sehari-hari. Kita akan dicap tidak baik oleh tetangga kita apabila kita melakukan, misalnya, sering membuat gaduh, memarkir kendaraan secara sembarangan sampai menutupi pintu gerbang rumah tetangga, suka mengotori pekarangan rumah tetangga, dan lain-lain. Begitu pula sebaliknya.
Hati-hati, apabila seseorang merasa tidak aman karena perilaku tetangganya, maka itu akan membuat imannya tidak sempurna. Dinukil dari laman yang sama, HR al-Bukhari meriwayatkan sabda Rasulullah dengan terjemahan sebagai berikut:
""Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya." Rasulullah SAW ditanya "Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.""
Lebih lanjut, apabila ada seseorang yang menyakiti tetangganya, maka ada ancaman yang sangat dahsyat yaitu neraka. Hal itu pernah disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana diriwayatkan oleh HR al-Hakim, yang diterjemahkan sebagai beikut:
"Dari Abu Hurairah ra ia berkata, 'Dikatakan kepada Rasulullah SAW: 'Wahai Rasulullah SAW, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.' Rasulullah SAW bersabda: 'Ia tidak baik, ia masuk neraka.' Disebutkan kepada Rasulullah SAW bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.' Rasulullah SAW bersabda: 'Ia masuk surga'."
Dari hadis tersebut kita bisa memetik makna bahwa hubungan baik antar tetangga itu sangat penting. Meskipun seseorang sangat rajin beribadah, apabila hubungan dengan tetangganya tidak baik maka ia akan diancam neraka.
Mencari pahala dari tetangga
Orang yang sadar akan pentingnya hubungan bertetangga yang baik, maka ia akan berusaha memuliakan tetangganya, menjaga ketenteraman hati tetangganya dan membuatnya merasa aman. Tetapi sering karena kekurangpahaman atau tingkat kesadaran tentang hubungan bertetangga yang rendah, seseorang memperlakukan tetangganya dengan tidak baik.
Padahal, dari tetangga kita bisa mendulang pahala. Dari tetangga pula kita bisa mendapat berkah. Tidak perlu seperti crazy rich yang, misalnya, membagi-bagikan uang atau paket sembako kepada tetangganya, hal yang tampak kecil bisa membuat tetangga merasa hidup aman, nyaman dan tenteram.
Membagikan makanan kepada tetangga, misalnya, itu termasuk salah satu sunnah Rasulullah yang pastinya diganjar pahala apabila kita melakukannya. Bersumber dari laman Nu.or.id, ada hadis dari Rasulullah yang diriwayatkan oleh HR Imam Muslim, yang terjemahannya sebagai berikut:
"Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu".
Apabila makanan atau masakan diberikan kepada tetangganya yang tergolong papa, maka perbuatan terpuji itu pasti diganjar pahala tinggi, lho. Apalagi bila tetangga yang kurang beruntung itu mendoakan kita yang baik-baik, doa yang ia panjatkan akan terkabul.
Ini karena doa orang yang mengalami kesulitan termasuk salah satu doa yang ijabah, yaitu doa yang bakal dikabulkan oleh Allah. Dipetik dari laman Islam Digest Republika, Allah berfirman dalam Surat An-Naml (QS 27:62) yang terjemahannya sebagai berikut:
"Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam keadaan terjepit bila ia berada kepada doa kepada-Nya dan siapakah yang akan menghilangkan kesusahan-kesusahan."
Sabar membuat kita mulia
Sebagaimana ibadah yang kita lakukan sehari-hari sebagai seorang muslim, perilaku baik kita terhadap tetangga juga akan mendatangkan pahala. Sebaliknya apabila seorang tetangga merasa tidak aman, cemas atau waswas dengan kehadiran kita, maka itu akan mendatangkan dosa dan diancam neraka sebagaimana sabda Rasulullah yang telah dicantukan di bagian sebelumnya.
Apabila kita yang mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari tetangga, maka sabar adalah yang paling utama. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl (QS 16:126) yang terjemahannya di-copas dari laman Muhammadiyah sebagai berikut:
"Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."
Demikian, semoga tulisan ini bisa menjadi bahan renungan kita bersama di bulan Ramadhan ini agar kita bisa menjadi muslim yang lebih baik lagi. Aamiin.
***