Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Ketika Karir Sir Alex Ferguson Diselamatkan oleh Kucing

16 Oktober 2022   09:32 Diperbarui: 16 Oktober 2022   09:33 384 1
Setelah sosok Lee Martin dianggap sebagai pahlawan di final Piala FA tahun 1990 dan dianggap sebagai penyelamat karir Sir Alex Ferguson, di momen tersebut, juga ada nama Les Sealey yang pantas menyandang gelar sebagai penyelamat karir sang pelatih.

Saat bermain untuk Manchester United, sosok Les Sealey kerap dipanggil sebagai 'kucing'. Entah apa alasannya, ia selalu gembira ketika orang-orang menjulukinya sebagai 'kucing'.

Sepanjang karirnya, Sealey sudah memulai karir sepakbolanya di Coventry City pada tahun 1976. Sejak saat itu, dia bermain sangat gemilang hingga menjadi andalan klub Luton Town. Di klub tersebut, Sealey adalah kiper utama sejak musim 1983 dan mencatatkan 207 penampilan, sebelum pindah ke MU pada musim 1989/90.

Ya, setelah tampil gemilang bersama Luton, Sealey didatangkan Sir Alex sebagai pemain pinjaman. Sang pelatih sebenarnya tidak memiliki rencana untuk meminjam pemain. Namun pada Desember 1989, ia memutuskan untuk meminjam Les Sealey. Durasi peminjaman Les Sealey menuju Old Trafford tergolong sangat singkat, yaitu hanya sebulan saja. Kendati begitu jangan salah, durasi singkat tersebut malah berbuah positif dan benar-benar dimanfaatkan oleh Les ketika mendapat kesempatan tampil.

Mendapat kontrak pinjaman dari MU pada bulan Maret, Sealey baru melakoni debut pada laga melawan QPR dan Aston Villa atau sekitar lebih dari dua minggu pasca tanda tangan kontrak. Kesempatan tampil yang diberikan pada laga itu memang tak membuat namanya melambung. Ia masih kalah dengan sosok Jim Leighton yang memang sudah menjadi kiper andalan MU selama kurang lebih tiga tahun.

Peruntungan Les Sealey lalu berubah ketika tampil di laga final Piala FA melawan Crystal Palace.

Perlu diketahui bahwa MU memainkan dua pertandingan final melawan Palace. Pasalnya, di laga pertama mereka hanya mampu bermain imbang dengan skor 3-3, dimana sang penjaga gawang utama tampil sangat buruk dengan melakukan sejumlah blunder.

Sir Alex yang pada saat itu terus dituntut untuk mampu memberikan gelar akhirnya melakukan perjudian besar. Dia yang melihat sosok Sealey begitu energik dan bersemangat ketika diberi kesempatan tampil, memilih kiper tersebut untuk dimasukkan ke dalam tim utama yang tampil di laga final .

"Aku berjudi dengan mengganti Jim Leighton dengan Les. Tapi aku tahu karakter dan kepribadian dia untuk bermain pada laga seperti ini,"

"Setelah final pertama, aku melihat Leighton memegangi kepalanya dan terasa seperti dikalahkan. Aku mendekatinya dan memberikannya tepukan, tapi ia tidak menanggapinya. Ia terlihat sebagai orang yang sudah dikalahkan,"

Pertandingan ulangan dilakukan lima hari setelah laga pertama usai. Dan apa yang terjadi selanjutnya sungguh berada diluar dugaan. Apa yang menjadi rencana Sir Alex berjalan dengan mulus. Meski menempatkan kiper kedua di laga krusial, dia tetap bisa bernafas lega. Sealey tampil kesetanan dengan menepis segala serangan yang dilakukan.

United berhasil menyudahi pertandingan dengan menang 1-0. Les Sealey membuat gawang United aman sepanjang 90 menit. John Motson, komentator pertandingan saat itu, menyebut kalau final Piala FA saat itu adalah 'finalnya Les Sealey'.

Usai laga, Les Sealey mengungkapkan kegembiraannya. Dia mengaku sempat dilecehkan oleh para pemain Palace ketika berada di lorong stadion. Ada yang mengatakan bahwa dia jelek dan tidak akan bermain bagus. Malah, ada yang menyebutnya sebagai idiot yang berada dibawah mistar.

Namun menyusul semangat juang tinggi yang dimiliki, Sealey mampu tampil luar biasa. Dia malah menganggap berbagai macam hinaan itu sebagai penyemangat untuk terus maju. Karena sejatinya, sepakbola adalah sebuah peperangan. Tidak boleh ada yang menyerah sebelum wilayah kekuasaan diduduki oleh para lawan.

"Ketika kamu bermain sepak bola, kamu sedang berperang. Dan aku tahu, aku harus bermain dengan antusiasme, hasrat untuk membuat sejarah. Aku selalu bermain dengan penuh semangat di tiap pertandingan," kata Les Sealey.

Namun meski menjadi pahlawan dan tengah menikmati masa bahagianya, ada satu sosok yang murung bernama Jim Leighton. Kiper utama United itu merasa sedih dan tidak mendapat medali, setelah peraturan kala itu menyebut kalau medali hanya diberikan kepada pemain yang tampil dalam pertandingan saja.

Mengetahui hal itu, Sealey lalu mengambil inisiatif untuk memberikan medali juaranya kepada Leighton, karena Leighton adalah orang yang membawa United bisa sampai ke final. Namun meski masih merasa sedih, Leighton menolak medali pemberian Sealey. Dia yang tidak langsung mengembalikan medali itu hanya memasukkannya ke dalam jas Sealey.

Sealey menemukannya kembali dan memberikannya kepada Bobby Charlton untuk memberikannya kepada Leighton yang kembali ditolak oleh si pemain.

Beruntung, FA akhirnya memberikan medali pada Leighton dan Sealey.

Kebahagiaan Sealey tak sampai disitu saja. Tepat setelah ia dianggap sebagai salah satu pahlawan dalam kemenangan MU, klub langsung mengganjarnya dengan kontrak permanen. Praktis dia merasa bahagia dan berjanji akan membayar segala kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

Musim 1990/91 lalu murni menjadi miliknya. Ia menggusur Jim Leighton dari posisi kiper utama. Sementara kiper muda bernama Gary Walsh dan Mark Bosnich menunggu sebagai kiper ketiga dan keempat. Sealey sendiri bermain dalam 51 dari 60 laga yang dimainkan United saat itu.

Lagi, selain momen emas yang ditunjukkan di laga final Piala FA, Sealey kembali membuat heboh dengan sebuah performa gemilang. Pada final Piala Liga tahun 1991, dia yang diplot sebagai kiper utama mengalami cedera lutut parah. Ia mendapat cedera tersebut usai bertabrakan dengan pemain Sheffield Wednesday, Paul Williams. Kendati begitu, Sealey menolak digantikan.

Dengan kondisi tertatih, dimana waktu menyisakan dua belas menit lagi, Sealey tetap berjuang agar gawangnya tetap aman. Sayangnya, MU yang memang sudah tertinggal tak mampu membalikkan keadaan, meski pada saat itu, gawang Sealey tak lagi kebobolan.

Setelah laga benar-benar usai, kondisi Sealey menjadi semakin parah. Tepat ketika seluruh tim ingin kembali ke Manchester, Sealey kolaps di bandara Heathrow, London. Sealey pun dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi darurat. Dokter saat itu mengatakan, jika terlambat dioperasi luka parah tersebut bisa membuat kaki Sealey harus diamputasi.

Namun bukan Sealey namanya bila tidak memberi kejutan. Meski mengalami kondisi yang super parah, dia mampu tampil kembali hanya dalam waktu empat minggu penyembuhan. Dirinya pun diikutkan dalam rombongan dalam partai Final Piala Winners melawan FC Barcelona. Di sana, Sealey kembali menjadi pahlawan dengan MU berhasil merengkuh trofi.

Tampil dalam banyak pertandingan di musim 1990/91, Sealey gagal temui kesepakatan untuk perpanjang kontrak. Sejak saat itu, dia banyak berkelana dengan berbagai klub hingga pada akhirnya putuskan pensiun pada tahun 1998.

Tiga tahun berselang, atau tepat pada 19 Agustus 2001, berita mengejutkan hadir dari Sealey. Ia meninggal dunia pada usia 43 tahun karena terkena serangan jantung.

Bagi MU, Sealey adalah sosok kiper dengan dedikasi luar biasa. Mereka akan selalu mengingatnya sebagai penjaga gawang yang tak kenal lelah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun