Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Bixente Lizarazu, Nomor Punggung Unik, dan Pemegang Gelar Juara Jiu Jitsu

13 Oktober 2022   10:08 Diperbarui: 13 Oktober 2022   10:23 3037 0
Sepakbola Prancis mencapai puncaknya pada saat mereka berhasil menjadi jawara Piala Dunia 1998. Dua tahun berselang, giliran Piala Eropa yang mampir ke negara yang beribukota di Paris.

Ada banyak nama luar biasa di dalam skuad Ayam Jantan, diantaranya Zinedine Zidane, Thierry Henry, Robert Pires, Fabien Barthez, hingga pemain berbakat yang berposisi di sebelah kiri, Bixente Lizarazu.

Bixente Lizarazu boleh disebut sebagai bek kiri terbaik pada masanya. Namanya bahkan boleh diadu dengan peluru Brasil, Roberto Carlos. Lizarazu memiliki kemampuan lengkap sebagai bek sayap. Dia cepat, memiliki umpan ajaib, dan kekuatan kaki yang luar biasa ketika melakukan sepakan keras ke gawang.

Lizarazu memulai karir profesionalnya dengan Girondins de Bordeaux. Dia bergabung dengan klub tersebut pada usia 15 tahun. Namun begitu, Lizarazu sempat dianggap tidak cocok menjadi pemain sepakbola profesional karena memiliki fisik yang lemah. Mendapat pernyataan seperti itu kemudian tidak lantas membuat Lizarazu mundur. Dia malah terus berjuang keras untuk bisa membuktikan kepada pelatih.

Hasilnya, dia yang mendapat saran dari pelatih Didier Couecou untuk mengisi posisi bek kiri pun berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Lizarazu tampil gemilang dan mampu memesan posisi tersebut di tim utama.

Lizarazu sempat menjadi bagian tim Bordeaux yang mengalami degradasi. Namun begitu, dia bertahan dan kembali membawa klub tersebut naik ke kasta tertinggi. Bersama Zinedine Zidane ketika itu, Lizarazu berhasil membuat performa Bordeaux meningkat tajam. Dia sukses membawa klub finis di posisi keempat dan bertahan selama tiga musim berikutnya.

Selama bermain untuk Bordeaux, Lizarazu tampil dalam 101 pertandingan dan sukses menciptakan 15 gol.

Karirnya disana tergolong sangat gemilang. Oleh sebab itu, dia lalu dikontrak oleh Athletic Bilbao. Meski berkewarganegaraan Prancis, Lizarazu memiliki darah Basque sehingga bisa bermain untuk klub tersebut.

Seperti diketahui, dia berasal dari wilayah Basque Utara yang masuk ke wilayah Perancis. Basque Utara tidak memiliki kesebelasan besar seperti Bilbao atau Sociedad. Mereka justru lebih identik dengan tim rugby. Aviron Bayonnais dan Biarritz Olympique adalah dua tim yang cukup populer di kancah rugby Eropa.

Maka dari itu, sejak kecil, Lizarazu lebih identik dengan Prancis untuk kemudian bergabung dengan salah satu tim di negara tersebut.

Namun peruntungannya di Bilbao sama sekali tidak mendukung. Dia berulang kali mendapat cedera parah dan hanya bermain sebanyak 16 kali saja. Lizarazu yang tampil buruk pun hanya bertahan selama satu musim.

Kendati begitu, tidak apiknya performa Lizarazu di Bilbao bukan hanya buah dari masalah cedera yang kerap mendera. Lebih dari itu, dia mendapat berbagai ancaman dari kelompok yang dianggap teroris. Dilaporkan, Lizarazu mendapatkan ancaman dari kelompok separatis Basque, Euskadi Ta Askatasuna (ETA). Mereka meminta dana bantuan perjuangan kepada Lizarazu jika ingin selamat selama membela Bilbao.

Ancaman tersebut benar-benar membuat mental Lizarazu down, dan membuatnya sama sekali tidak betah. Setelah itu, dia memutuskan meninggalkan Bilbao dan bergabung dengan Bayern Munchen. Lizarazu berharap kepindahan ke Jerman akan menjauhkan dirinya dari kelompok teroris paling ditakuti di Eropa tersebut.

Namun ternyata, dia masih sering mendapat ancaman. Pada tahun 2001, ketika dia masuk ke dalam daftar timnas Prancis yang melakukan uji coba melawan Spanyol di Valencia, kelompok berbahaya itu terus memberikan ancaman kepada Lizarazu. Tak mau menerima resiko besar, dia menyewa bodyguard selama berada di Negeri Matador.

Setelah bekerja sama dengan kepolisian Prancis dan juga Spanyol, Lizarazu bisa merasa tenang karena pada akhirnya pihak yang bersangkutan berhasil ditangkap.

Dibalik pengalaman mengerikan yang didapat, Lizarazu tetap mampu tampil sempurna bersama timnas Prancis. Tepat setelah dilego ke FC Bayern, Lizarazu berhasil sumbangkan trofi Piala Dunia dan juga Piala Eropa untuk Les Bleus.

Selain itu, dia juga mendapat semua piala yang tersedia ketika membela The Bavaria. Buktinya, mulai dari trofi Bundesliga, DFB-Pokal, hingga trofi Liga Champions Eropa, berhasil masuk ke dalam lemari pialanya. Lizarazu lantas mendapat julukan sebagai bek kiri pengoleksi banyak trofi.

Lebih dari itu, dia juga menjadi salah satu pemain terbaik yang dimiliki FC Bayern.

Setelah mendapat banyak trofi, Lizarazu kembali ke Prancis dan bergabung dengan Marseille. Namun ia gagal persembahkan gelar apapun.

Masih merasa sanggup bermain di level tertinggi, Lizarazu putuskan kembali ke FC Bayern. Ada yang unik di periode keduanya bersama Bayern. Lizarazu mengenakan kostum bernomor 69. Banyak yang memandang aneh nomor tersebut karena jarang sekali pemain yang memakai nomor punggung 69.

Setelah sempat timbulkan kegaduhan, Lizarazu lalu memberikan sebuah pernyataan.

Menurutnya, angka tersebut dipilih karena mewakili kenyataan bahwa dirinya lahir pada tahun 1969, memiliki tinggi badan 169 centimeter, dan berbobot 69 kilogram.

Hingga tepat pada tahun 2006, Lizarazu putuskan untuk pensiun dari dunia sepakbola, tepat di usianya yang menginjak 37 tahun.

Tak lama setelah gantung sepatu, Lizarazu memutuskan untuk menjadi atlet Jiu Jitsu. Pada tahun 2009, Lizarazu berhasil menjadi juara kompetisi Jiu Jitsu Eropa di divisi sabuk biru kelas ringan. Kini, Lizarazu menyandang sabuk hitam jiu jitsu. Hingga kini, dia mengaku masih cukup sering berlatih Jiu Jitsu di kediamannya. Ia pun sedikit menyesal karena baru aktif di dunia bela diri ketika sudah tak lagi bermain sepak bola.

"Jiu Jitsu tak terlalu memfokuskan diri untuk membuat pingsan lawan. Jiu Jitsu adalah bela diri yang sangat kompleks secara teknik dan aku sangat menyukainya,"

"Aku sudah 10 tahun aktif berkecimpung di dunia jiu jitsu dan aku sangat menyukainya. Pengalaman ku di dunia bela diri tentu akan sangat berguna apabila aku masih aktif bermain sepak bola," kata Lizarazu (via FourFourTwo, 2020)

Tak hanya jiu jitsu, Lizarazu ternyata juga gemar melakukan berbagai olahraga lainnya. Beberapa diantaranya adalah bersepeda, surfing, serta ski.

Yang tak kalah penting, dia juga beberapa kali terlihat memiliki pekerjaan sebagai analis sepak bola.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun