“Tapi..tapi aku sangat mencintaimu, Abi..”
“Terlambat..sudah terlambat, Grace.”
“Terlambat bagaimana?”
“Sekarang waktuku hampir habis.”
“Minta tambahan waktu saja dari wasit.”
“Aku mau mati, bodoh?!”
“Ooo..maaf. Maksudnya, aaaaaaa! Jangan mati sekarang!”
“Aku sudah tidak kuat lagiiii!”
“Tidaaaaak! Aaaaaa...”
Tanganku menggapai-gapai dalam kehampaan, meraih sesuatu yang terlalu tinggi dan tak mungkin tersentuh..karena memang tak ada. Mataku pun takut membuka meski kenyataan sudah menarik-narik kerah bajuku. Dan aku menyerah dalam sengalan nafas diburu khayal. Pekikku dalam mimpi romantis bersama Abhishek Bachan Bachan yang macho itu kini bersambung dengan bereinkarnasinya Abi - panggilan sayangku kepada Abhishek Bachan Bachan – menjadi makhluk hijau yang kini bertatapan denganku kira-kira berjarak hanya tiga sentimeter. Entah sudah berapa lama dia menemani lelapku di samping kiri kepalaku.