Efek dari sering pindah domisili ini lah akhirnya sejak orde remorfasi digulirkan aku tidak pernah nyoblos dalam pemilu, baik legislatif maupun pemilu presiden alias golput. Kaya sekarang ini domisili sekarang di kota lumpur lapindo padahal KTP tercatat di mBandung Jawa Barat. Bisa dipastikan tanggal 9 April nanti ketika orang-orang sibuk nyoblos sana nyoblos sini aku akan liburan bersama keluarga hehehehe, mumpung tanggal muda :D
Ada pengalaman menarik ketika pemilu tahun 2009 silam. Semenjak 2007 aku dikirim oleh majikan ke salah satu kota di pulau kalimantan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Sehingga ketika pesta rakyat yang hingar bingar itu dilaksanakan aku dan keluarga masih domisili di sana.
Sehari sebelum coblosan, Pak RT dan beberapa tokoh lingkungan disekitar rumah mendatangi setiap rumah untuk mendata warganya agar tidak terlewatkan pesta 5 tahunan itu, tidak terkecuali mampir ke rumahku. Mengetahui aku tidak punya kartu pemilih dan terindikasi golput, salah satu tokoh lingkungan itu menawariku untuk memakai kartu pemilih salah satu warga yang tidak terpakai.
Katanya kurang lebih begini : "Pak Slamet, ini ada beberapa kartu pemilih yang tidak dipakai oleh pemiliknya karena sesuatu dan lain hal, dari pada gak terpakai dan mubazir mungkin Pak Slamet dan keluarga bisa memakai kartu tersebut untuk mencoblos besok lusa"
Dengan berbagai pertimbangan akhirnya tawaran dari tokoh lingkungan tersebut dengan halus aku tolak. Ada sedikit rasa kwatir dan takut juga harus mencoblos dengan memakai nama orang lain. Jadi seperti 5 tahun sebelumnya terpaksa tahun 2009 itu sekali lagi aku dan keluarga konsisten tidak coblos alias golput. Lagi.