Tiba-tiba pemuda itu meneteskan air mata. Perihal sebuah rahasia, membuat matanya berkaca-kaca. Padahal setiap harinya ia tak pernah lepas dari canda tawa. Beberapa saat menjelang perjalanan menuju masjid nabawy pun, ia terlihat ceria. Mungkinkah Allah sedang menegurnya? Boleh jadi, iya! Bahkan dengan teguran yang indah. Entah apa pula yang menggerakkan hatinya membaca surat Qaaf. Apakah karena hafalannya? Sepertinya bukan, ia sendiri masih berusaha menghafalnya. Lalu?