Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Menjaga Anak dari Risiko ADB

31 Desember 2013   09:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 2931 0
Masalah gizi memang kerap sekali menyinggahi bangsa Indonesia. Dengan memiliki sumber daya alam yang kaya, masalah gizi buruk atau busung lapar masih saja terjadi di sejumlah daerah. Permasalahan mengenai gizi pun beragam, salah satunya adalah anemia defisiensi besi (ADB).

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah penyakit kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. Sebagai orang tua, harus waspada terhadap penyakit ini karena biasanya sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Selain itu, ADB ini merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, hampir semua kelompok usia anak mengalami ADB dengan prevalensi terbesar adalah usia 0-2 tahun. Sebagai contoh, sebuah survei di Kalimantan baru-baru ini menemukan bahwa 38,5 persen bayi menderita anemia defisiensi besi. Kejadian itu cukup mengkhawatirkan karena rentang usia tersebut adalah masa periode emas pertumbuhan otak anak. Jika penyakit ADB dibiarkan terus-menerus akan berdampak pada proses tumbuh kembang anak. Tidak hanya itu saja, bahkan perkembangan motorik, kognitif, mental, dan sistem pertahanan tubuh pun akan menjadi tidak optimal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun