Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Saya Saja yang Bodoh Vs Anda yang Bodoh

30 Juni 2011   05:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 422 0
[caption id="attachment_117001" align="aligncenter" width="300" caption="http://creoleindc.typepad.com/.a/6a00d8341c5e0053ef0120a668efbd970b-800wi"][/caption]

Dari judul di atas sudah bisa ditebak mana yang memiliki konsep diri yang baik? Ahh..sudahlah, ini bukan membahas tentang kepribadian seseorang, melainkan sebuah gambaran tentang seseorang dengan sudut pandang yang sederhana.

Saya bukan orang Solo, tetapi entah mengapa rasa kebanggaan saya begitu besar pada kota ini. Apakah saya termasuk orang yang ketinggalan berita tentang ini ya? Sepertinya sih iya.  Namun pagi tadi setelah melihat sebuah liputan yang menggambarkan tentang dua orang petinggi di Jawa Tengah yang berbeda pendapat terhadap sebuah kebijakan, justru semakin membuat saya ingin menjadi bagian dari warga Solo.

Dalam acara 811show tersebut diulas, bahwa Bapak Bibit Waluyo selaku Gubernur Jawa Tengah menyebut bahwa Walikota Solo Joko Widodo adalah orang ‘bodoh’ karena tidak menyetujui adanya pembangunan mall di daerah yang dijadikan sebagai cagar budaya.

Saya sedikit bertanya-tanya, mengapa dipermasalahkan? Bukankah sudah benar untuk tidak menyetujui kebijakan tersebut jika tempat yang akan dipakai adalah cagar budaya. Bukankah benar, seharusnya dipertahankan guna menghargai sejarah dari kota tersebut? Lagipula dengan masih adanya cagar budaya akan lebih menunjukkan adanya kepedulian, dan juga kesadaran yang tinggi pada kota tersebut. Sehingga mampu menunjukkan ciri khas budaya daerahnya. Jika memprioritaskan untuk pembangunan mall, justru menunjukkan telah tergerusnya kepedulian akan warisan budaya yang menjadi nilai lebih bagi pengunjung.

Dan yang membuat saya merinding adalah ketika Bapak Joko Widodo menanggapi sebutan tersebut dengan tenang “Saya memang bodoh. Dari dulu saya bodoh. Saya saja yang bodoh!” Sungguh pernyataan itu membuat saya speechless. Jawaban yang singkat, namun cukup menancapkan kejutan yang sangat jarang dilakukan oleh seorang pejabat tinggi di negeri ini. Orang Jawa menyebut sikap yang ditunjukkan Bapak Jokowi ini dengan sikap Legowo. Menerima dengan ikhlas dan sabar. Nampak jelas terlihat dari pernyataannya. Bukankah diperlukan hati yang begitu besar untuk bisa menerima ketidakselarasan dalam kehidupan ini? Begitulah yang saya tangkap dari sikap Bapak Jokowi.

Tulisan ini bukan untuk mendukung ataupun menjatuhkan salah satu pihak. Seperti yang telah saya tulis, saya hanya mengagumi sosok kepemimpinan Walikota Solo ini. Sebab, sejauh yang saya tahu hanya di kota Sololah penertiban pedagang kaki lima tanpa menimbulkan kericuhan sedikit pun. Mungkin perlu dicontoh oleh daerah lain.

Lalu mengapa diantara sekian banyak pemimpin di negeri ini beliau yang paling disegani bukan hanya warga Solo saja? Menurut saya jawabannya adalah karena beliau MEMIMPIN DENGAN HATI.

Orang yang benar-benar hebat adalah orang yang tidak mengakui bahwa dirinya hebat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun