Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Sudah Berbaju Tahanan pun Anas dan Kerabatnya Masih Saja Sombong

10 Januari 2014   23:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 2390 33

Saat ini 10 Januari 2014 pada Jumat Keramat Malam di berbagai Media Televisi dan Media Online begitu ramainya, begitu serunya berita- berita seputar tentang Penahanan Anas Urbaningrum sebagai Tersangka oleh KPK.

Khususnya di Media Online seperti Detiknews dan Kompas.com bisa dilihat pada kolom-kolom komentar dimana terbaca ratusan pembaca merasa bersuka-cita karena Anas telah ditahan. Dan kebanyakan dari mereka memberi komentar dengan mempertanyakan Jadi Kapan Anas akan digantung di Monas?

Fenomena ini membuktikan bahwa dalam kurun waktu belakangan ini semakin banyak orang yang tidak menyukai Anas. Mereka terlihat demikian gemas melihat Anas dan sangat berharap Anas segera membuktikan ucapannya yang Siap digantung di Monas bila terbukti menerima satu rupiah dana proyek Hambalang.

Mungkin Anas sampai saat ini juga belum menyadari bahwa Pernyataan dirinya yang lalu tentang Siap Digantung di Monas telah menimbulkan polemic di masyarakat. Dengan seketika Pernyataan Anas tersebut membuat semakin banyak orang yang tidak menyukai Kesombongan Anas apalagi hal tersebut diucapkan ketika masyarakat sudah mendengar Nyanyian-nyanyian M. Nazaruddin tentang Borok-borok Elite Politik Partai Demokrat termasuk Anas tentunya.

Nyanyian Nazaruddin tentang dosa-dosa Angelina Sondak, Andi Malarangeng dan lain-lainnya memang terbukti dan hal itu juga membuat mayoritas rakyat juga percaya bahwa ucapan Nazaruddin khususnya tentang dosa-dosa Anas Urbaningrum juga pasti benar. Dan Anas memang ternyata tidak sesuci yang diperkirakan orang seperti sebelumnya.

Di sisi lain masyarakat pun kembali mengingat peristiwa pada tahun 2005 dimana diantara sekian Komisioner penting di KPU hanya Anas Urbaningrum yang lolos dari jeratan kasus Korupsi sementara Ketua KPU, Bendahara KPU dan 2 komisioner lainnya telah berlayar di Hotel Prodeo untuk masing-masing sekian tahun bersama 2 pejabat KPU lainnya.

Pada saat itu Anas Urbaningrum kebetulan sudah bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi salah satu elite politiknya sehingga Jaksa Penuntut kesulitan menjadikan dirinya menjadi Tersangka. Dan bisa dikatakan pada saat itu Partai Demokrat telah menyelamatkan nasib dari seorang Anas Urbaningrum.

Kembali kepada kasus Anas sendiri dimana sebenarnya yang diharapkan oleh masyarakat banyak adalah Anas mau bekerja sama penegak Hukum (dalam hal ini KPK) dan mengikuti proses Hukumnya dengan baik seperti halnya semua orang yang telah dijadikan Tersangka oleh KPK dimana selanjutnya Pengadilanlah yang akan membuktikan benar atau tidaknya seorang Anas.

Tetapi sekali lagi tetapi Anas bukannya bekerja sama dengan KPK melainkan berkali-kali melemparkan statement yang terlihat berusaha menjatuhkan Demokrat dan SBY. Anas terlihat sangat tidak rela jabatan Ketua Umumnya dilengserkan oleh SBY. Anas dendam dan menuduh para elite politik Demokrat sebagai Pihak Sengkuni seperti cerita Mahabarata.

Yang dipikirkan Anas dan yang selalu ditampilkan oleh Anas kepada public dalam kurun waktu setahun ini adalah Peperangan dirinya dengan Partai Demokrat dan SBY. Dan Anas selalu berusaha membangun opini bahwa KPK dikendalikan SBY untuk menangkap dirinya. Anas selalu menyatakan kasusnya adalah Kasus Politik dan bukan Kasus Hukum. Inilah yang sangat membuat masyarakat semakin kesal dengannya.

Itulah Anas yang sombong yang sama sekali tidak perduli dengan penilaian masyarakat terhadap dirinya. Dia tidak berpikir bahwa sejak setahun yang lalu mayoritas masyarakat sudah menilai bahwa dirinya pun korupsi sesuai dengan nyanyian Nazaruddin.Opini masyarakat saat itu sudah yakin bahwa Anas sudah punya masalah hukum (tersangkut korupsi) seperti halnya Nazaruddin, Angelina Sondak dan Andi Malarangeng.

Tetapi Anas dengan sombongnya mengatakan dirinya tidak bersalah. Bahkan selalu menyalahkan SBY atas ditetapkannya dirinya sebagai Tersangka oleh KPK. Ini sungguh sangat menjengkelkan bagi masyarakat yang melihatnya.

Masyarakat luas sebenarnya tidak perduli apapun masalah antara Anas dengan SBY. Yang diharapkan masyarakat kalau memang SBY atau Keluarganya juga tersangkut Korupsi seharusnya Anas tidak perlu berteriak-teriak yang tidak perlu. Laporkan saja kepada KPK atau Polisi biar semuanya terbuka dan rakyat tahu apa yang sebenarnya terjadi pada partai Demokrat.

Lembaran Baru Anas Telah Dimulai Namun Kesombongan Tetap Menyertai.

Dan sore tadi terjadilah sudah peristiwa dimana akhirnya Anas resmi mengenakan Baju Tahanan KPK. Terlihat Anas semakin jelek saja dengan baju barunya yang berwarna Oranye itu.

Tetapi Anas mungkin sudah sangat kacau pikirannya, sudah sangat frustasi dengan keadaannya dan begitu galau sehingga dengan Sombongnya : Anas Urbaningrum tidak mau menanda-tangani Surat Penahanan.

Itu artinya apa? Artinya Anas tetap sama sekali tidak merasa bersalah dan tidak beniat bekerja sama dengan KPK dan tidak berniat ingin melanjutkan membawa kasusnya sampai pada Pengadilan Tipikor. Bisa jadi masyarakat yang sudah yakin bahwa Anas Korupsi bersama Nazarudiin dan laiinya akan mengatakan Anas hanyalah seorang Pengecut yang tidak berani menghadapi kesalahannya. Berbeda dengan Andi Malarangeng dan lainnya.

Disisi lain Anas juga melempar pernyataan controversial dengan mengatakan : Saya terima kasih pada Pak SBY, mudah-mudah peristiwa ini punya arti," kata Anas sesaat sebelum ditahan di KPK,. Hal ini berarti sekali lagi Anas tidak menganggap kasusnya adalah Bukan Kasus Hukum melainkan Kasus Politik. Itu berarti Anas benar-benar menyatakan SBY yang sedang menghukum dirinya dan bukan perbuatan korupsinya yang tengah menghukumnya.

Dan itu juga berarti Anas tidak menganggap keberadaan KPK sebagai Lembaga Hukum yang sangat dipercaya oleh mayoritas penduduk Indonesia saat ini. Tentu hal ini akan membuat masyarakat bertambah geram kepada Anas.

Kemudian pula ternyata bukan Anas saja yang bersikap sombong. Bahkan keluarga Anas juga ikut-ikutan sombong dengan melarang Anas menyantap makanan dan minuman yang disediakan oleh KPK dengan alasan makanan dan minuman dari KPK tidak layak untuk dikonsumsi. Dan mungkin ada ketakutan bahwa Anas akan diracun oleh KPK (sebuah pemikiran yang amat sangat Ndeso dan amat sangat berlebihan dan tidak menghargai sama sekali Integritas dari lembaga KPK).

Begitu juga dengan para pengacara Anas yang mengatakan KPK belum tentu dapat menjaga keselamatan Anas karena buktinya Anas dilempari oleh Telor oleh salah seorang pembencinya.Inipun berlebihan karena selama ini belum pernah terjadi salah seorang tersangka KPK mengalami ancaman keselamatan. Kalau hanya dilempari telor busuk mungkin itu sudah wajar bagi seorang Koruptor yang berhati sombong dan bukan merupakan ancaman keselamatan bagi seseorang. (memangnya pernah ada orang yang luka atau mati gara-gara dilempar pakai telor?).

Begitu juga dengan 4 orang Loyalis Anas yang mengamuk dan menantang Polisi di Gedung KPK. Dimana semua dari mereka terlihat sangat tidak menghargai lembaga KPK yang selama ini menjadi lembaga yang paling tinggi kredibilitasnya di maata mayoritas rakyat Indonesia.

Begitu juga dengan tokoh PPI yang meminta masyarakat menghitung jumlah hari tahanan dari Anas. Begitu pede nya dirinya seolah-olah banyak rakyat yang mendukung Anas.Siapa PPI apa yang bisa dilakukan untuk masyarakat sama sekali tidak dipikirkan oleh mereka.

Dan Akhirnya di awal tahun baru 2014 ini masyarakat Indonesia ditengah-tengah harga Gas LPG yang tidak karuan kembail sedikit terhibur dengan hadiah dari KPK dengan ditahannya seorang Anas menyusul hadiah akhir tahun lalu dimana Ratu Atut sudah aman nyaman di Rutan KPK/ Rutan Pondok Bambu.

Sekali lagi KPK telah membuktikan bahwa tidak ada seseseorangpun yang kebal hukum dan bagi Anas memang sangat pantas untuk berada di wisma Guntur KPK.

Mudah-mudahan Anas segera sadar dengan kesalahannya dan mau bekerja sama dengan KPK dengan memberitahu rahasia-rahasia apa yang diketahuinya sehingga semua yang terlibat dengan Korupsi dapat menerima Ganjarannya.

Salam Blogger.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun