Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jakarta Metropolitan Termiskin di ASEAN, Tanggung Jawab Siapa?

29 Agustus 2012   01:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12 1287 8
Laporan yang diterbitkan oleh The Brookings Institution di Washington yang berjudulGlobal MetroMonitor 2011menempatkan Income per Capita Jakarta sebesar US$ 3,468, berada diperingkat 194 dari 200 Metropolitan dunia yang dinilainya.

Dibawah Jakarta tidak ada satupun Metropolitan di Asean.

Inilah peringkat berikutnya:


Quote:



195 Casablanca middle east and africa 3,450
196 Chongqing Developing asia-pacific 2,819
197 Colombo Developing asia-pacific 2,697
198 Alexandria middle east and africa 2,248
199 Mumbai Developing asia-pacific 1,990
200 Cairo middle east and africa 1,989



Hal yang "menggembirakan" adalah pertumbuhan pendapatan Jakarta sebesar 5.5% per tahun selama 5 tahun terakhir.

Apa artinya angka angka ini?
Mari kita simak tetangga sebelah. Dalam laporan itu Income per capita Kuala Lumpur US$ 8,472.
Income per capita Jakarta US$ 3,468. Dengan pertumbuhan 5.5% per tahun, atau 27.5% dalam 5 tahun,maka Income per capita Jakarta 5 tahun yang lalu adalah US$2,720.
Kalau saat itu (5 tahun yang lalu) Pemerintah Jakarta ingin menyamai Income per Capita Kuala Lumpur, maka harus dicapai pertumbuhan sebesar 312% dalam 5 tahun atau 62% per tahun. Bukan 5.5% per tahun. Tanggung jawab siapa?

Kenyataannya Jakarta hanya tumbuh 5.5%/tahun, bukan 62%. Jadi menyedihkan tetapi ini fakta, bahwa Jakarta memang kalah jauh dari Kuala Lumpur. Bahkan juga kalah dari Manila atau Metropolitan Asean manapun yang dinilai dalam laporan itu.

Apalagi kalau ingin mengejar Income per Capita Sidney, Paris atau Singapore. Terlalu jauh.

Bangkitlah Jakarta. Angka pertumbuhan 2 digit per tahun adalah sebuah keniscayaan untuk menyejajarkan diri dengan Metropolitan sekitar kita,kecuali Singapore (terlalu jauh). Karena kemajuan sekitar sudah jauh didepan. Bahkan kita juga kalah dari Manila.

Seriously, saat ini Jakarta adalah Metropolitan termiskin di Asean.
Tanggung jawab siapa?


Itulah mengapa rakyat Jakarta menuntut Perubahan. Kita membutuhkan pemimpin Jakarta Baru yang mampu mengangkat pertumbuhan 2 digit per tahun. Diikuti dengan pemerataan distribusi pendapatan.

Bukan cuma 5.5% per tahun. Kalau cuma pertumbuhan segitu, ya begini ini jadinya.

Referensi: http://bit.ly/QPOwXA

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun