Momentum bersejarah bagi diri. Pada hari itu, tepatnya, tanggal itu, terlahir di dunia dari rahim ibu.
Sejak tanggal itu menghirup udara bumi dan bernafas dengan bebasnya, gratis tanpa biaya.
Patut berterima kasih, mensyukuri kepada yang maha pencipta yang memberi napas.
Semoga di momen ini, saya pribadi terhindar dari kekufuran dengan tidak merayakan secara berlebihan.
Tidak penting perayaan yang mubazir apalagi membuang waktu untuk sebuah kemaksiatan.
Jangan terhanyut dan lupa akan diri, lupa tujuan hidup sehingga kufur akan nikmat.
Cukup rasa syukur dan introspeksi diri agar semakin lebih mendewasa dan ingat kepada sang pencipta.
Bersyukur dengan berusaha semakin mendekatkan diri pada-Nya, menjalin persaudaraan dengan penuh damai.
Selain syukur kepada Allah, patut berterima kasih kepada orang tua, utamanya Ibu dan Abah saya.
Intinya momentum muhasabah ini sejati bukan usia makin bertambah, tapi jatah hidup sudah berkurang.
Yang pasti, kita semakin tua, dan itu tandanya semakin dekat dengan kubur dan liang lahat.
Ingat sebuah kematian akan tiba. Meminta ampun di momen ini lebih baik dari pada riak dan angkuh penuh kesombongan.
Semoga semakin usia bertambah, mampu mengendalikan diri dan tetap menggali dan menimba sumur ilmu dan mengambil hikmah dari pengalaman hidup.
Terimakasih kepada sahabat ku semua yang telah mengucapkan selamat hari lahir ku. Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT.
(Momen bersejarah dalam hidup ku pada 8 Maret 1988 Desa Teluk Kabung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir).
#DaudMNur