Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tips Menulis Tiga Buku Dalam Setahun Ala Ira Latief

28 Juni 2012   11:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:27 867 6

Ira Latief, nama ini tiba-tiba merasuki pikiran saya selain para kompasianer yang saya kenal setahun ini. Sosok muda dan ceria yang bisa dijadikan contoh bagi saya dan mungkin kompasianer yang ingin menulis dan bahkan berbisnis.

Dari percakapan maya saya dengannya, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Wanita manis legit ini enjoy Jakarta banget dan menargetkan tiga tahun bisa menghasilkan 3 buku. How can it be? Let’s check it out!

***

Beberapa waktu yang lalu, kompasiana menggembar-gemborkan kegiatan off air get urbanized III di Café D’Marco bersama mbak Ira Lathief dan kawan-kawan. Ingin rasanya bergabung bersama teman kompasianer yang lain di Jakarta. Tetapi seperti biasa tangan dan kaki saya pendek, berada di Jerman tak bisa membuat saya begitu gampang mengikutinya seperti teman-teman yang lain. Asa yang terperam.

Selalu ada surprise dari Allah jika cobaan menghadang. Tak sengaja, satu radio kesayangan saya menyiarkan talk show bedah buku Ira Lathief „Normal is boring.“ Wow, sebagai penelpon pertama, rasanya bangga bisa menyapanya di udara, menanyakan beberapa hal sehubungan dengan buku yang lagi booming.

Ira membenarkan dugaan saya bahwa ialah salah satu pemilik dari D’Marco, kafe martabak yang didesain modern itu. Gebrakan baru café modern dengan menu tradisional, martabak.

Lalu, suaranya yang terdengar dewasa menjelaskan bahwa memang peluncuran buku di TPU Petamburan itu sesuatu yang tidak biasa dan juga mengajak orang untuk bersama-sama meneliti sejarah yang ada disana (misalnya jejak dari Yahudi).

Life begins at 40” ternyata ditangkisnya dengan mengatakan kalau bisa dimulai dari usia 30-an mengapa harus menunggu sampai umuran 40? Hidup tak mundur kebelakang, maju terus jadi jangan ketinggalan. Itu yang dilakukan Ira dalam menerobos kesuksesan hidup dalam berkarir (menulis dan berbisnis). Saya mengkeret, meski tingkatan kesuksesan dan kepuasan seseorang itu berbeda satu sama lain, saya ketinggalan jauh, Man. Namun seperti biasa, saya menenangkan diri dengan berkata, “Tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik … let’s see.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun