„Bu … kamu dimana?“ suami saya berteriak dari dapur penginapan.
„Nyetrika, Pak …“ saya tetap tak bergeming.
Sebentar kemudian ia menghampiri. Suami saya itu terperanjat, ia salah tafsir. Dibatok kepalanya, membayangkan saya sedang benar-benar sibuk menyetrika gunungan baju. Tak tahunya saya sedang menggilas rambut tebal dengan alat ioning.
***
Begitulah, saya senang membuka salon keluarga. Biaya salon di Jerman pastilah mahal dibandingkan di Indonesia. Untuk potong rambut misalnya, dengan cuci dipatok minimal 12 euro satu kepala. Pemasangan kuku palsu dibandrol setidaknya 30 euro. Pewarnaan 30-60 euro. Itu saja terkadang membutuhkan Termin (red: janjian) dengan salon. Belum lagi harus menempuh perjalanan 15-30 menit menuju tempat tujuan. Prei, ah!
Well … suami saya menjuluki salon saya ini Loh Salon, karena kadang meninggalkan petak (red: lubang dikepala). Xixixi … untung sekarang sudah tidak lagi. Bahkan karena sering memotong rambut keluarga dan tetangga, saya jadi makin meminimalisir waktu pemotongan. Isn’t it that great? Memotong rambut orang sambil menonton TV atau mengobrol ngalor-ngidul. Hmmmm … tidak kalah sama yang dibawah pohon asem.
Dan kesulitan memotong rambut anak-anak yang biasa rewel tak mau dipotong atau ditata rambutnya terselesaikan dengan menonton DVD atau film kartun 30 menit-1jam saja. Repot ah, kalau buka salonnya sambil main petak umpet atau jogging sama anak-anak. Pffffff...
Oh, ya … sebentar lagi lebaran, biasanya ada baju baru. Mengapa tidak juga untuk rambut baru? Ok, saya ingin berbagi tips bagi warga kampung Kompasiana yang hendak tampil beda. Setahun sekali, apa salahnya? Toh, tata rambut atau gaya yang ingin saya share ini tidak njlimet (red: mudah). Tak perlu ke salon demi penghematan biaya dan waktu pula, bukan?
1.Rin Tin Tin alias Si Kuncung
Model ini andalan saya karena sedang in di Jerman, biasanya untuk laki-laki; anak-anak sampai dewasa yang bergaya muda. Karena lupa waktu kursus dulu, saya menempuh cara dengan membabat habis rambut dari belakang ke atas dan samping kanan kiri dengan menggunakan barber nomer 1-2, kecuali dibatok kepala atas. Itu saya sisakan untuk dipotong sepantasnya segaris dari kanan ke kiri atau sebaliknya dan dari depan ke belakang. Tentu saja karena tangan tak bisa memegang semua, ini dilakukan perlapis. Lalu sisi kanan kiri dipotong miring. Untuk rambut poni paling depan itu dipotong terserah mau pendek atau agak panjangan. Jika selesai, beri gel dan cabik dengan jemari. Agar tahan lama, tambahkan hairspray.