“Sepeda papa hilang ...“ Papa memegang kepalanya. Senut-senut. Sepertinya ia sedang pusing. Sepeda papa memang sudah tua. Catnya saja sudah tak yakin warna apa. Karatan? Nggak usah ditanya! Tapi sepeda itu punya ribuan nyawa. Perjalanan papa di seluruh dunia dengan sepeda balapnya itu bahkan lebih berharga dari surat berharga yang disimpan papa di brankas baja.