Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ketika Politik dan Korupsi Mulai Bias

18 Agustus 2012   02:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:35 257 1
Dalam beberapa bulan kebelakang ini Indonesia sempat diguncang dengan pemberitaan berbagai kasus korupsi, sebut saja kasus cek pelawat, wisma atlit, hambalang, Al Quran, Banggar dan yang terakhir simolator SIM. Dimana kasus-kasus tersebut tidak bisa kita pungkiri sudah memakan banyak korban para petinggi baik eksekutif maupun legeslatif. Masyarakat pun sudah jerah tentang pemberitaan oleh media yang begitu dasyatnya hingga membuat kita lelah dalam berfikir. Intrik kepentingan begitu jelas terlihat, siapa, mengamankan siapa.

Konsistensi pemberitaan tersebut pasti akan terus berjalan dengan seiringnya kepentingan yang ada. Ini tahun dimana sebenarnya partai politik sangat berhati hati dalam mengamankan kepentingannya, karena pemilu 2014 kurang dari 2 tahun dan tentu saja mereka tidak mau terjebak dalam konflik dimana partai mereka akan menjadi sorotan tajam.

KPK dalam hal ini tentu sangat sexy untuk dibicarakan, karena kepentingan siapa, mengamankan siapa bisa saja terjadi. KPK bukanlah malaikat yang tidak bisa ditembus oleh akal sehat manusia, ketua maupun wakil ketua KPK merupakan pilihan dari beberapa partai politik diparlemen. Yang jadi pertanyaan, dapatkah KPK bertindak adil? hanya Tuhan dan Abraham Cs lah yang tahu. Kita sebagai rakyat hanya bisa menyaksikan melalui media-media yang ada, dan apakah media-media tersebut bisa bertindak adil? hanya masyarakat yang berfikir ariflah yang bisa menilai, karena media pun punya kepentingan.

Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi, media akan sibuk dengan pemberitaan yang begitu kreatif dan adil dalam pemberitaan yaitu program "mudik", hampir semua media terfokus pada program itu, masalah politik dan korupsi sepertinya berlahan mulai bias. Tentu saja itu hanya sesaat, karena dalam beberapa hari kedepan akan mulai kembali media menyuguhkan pemberitaan yang membuat masyarakat kembali tegang, kembali diajak berfikir dan terkadang tidak menggunakan analogi yang baik. Sejatinya kearifan dalam menilailah yang sesungguhnya kita kedepankan, bukan menghukum seseorang lewat pemberitaan yang faktanya belum tentu benar.

saya hanya bisa mengutip "Orang butuh Informasi, media jalur cepat, tapi propaganda karbitan lebih kejam dari siluman jalanan"

Salam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun