Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lalu Lintas Waktu

12 Juni 2014   20:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:02 11 0
Dalam tubuhku ada ratusan kanal, lalu lintas waktu.
Hari lalu dan hari kini hiruk-pikuk bergantian mengalir,
mengisi dan memenuhi ruang. Dalam arusnya terbawa
suara-suara reruntuhan peradaban: mulai yang pekik
dan bisik, dari yang dengung dan ratap murung.
kesemuanya memantulkan warna yang asing bagi mata:
hitam pada sisi muka, putih pada sisi lain bergurat luka.

Sementara di pinggiran puluhan kain berkibar-kibar digelar,
ada yang rajut, puluhan yang tenun, ratusan yang dipintal.
semua dibawa pedagang dan kelasi dari dunia yang jauh,
tersadai begitu saja, tergadai begitu rupa dari panggulan.
Sebab sekian punggung tak kuasa menanggung beban,
keringat merepih sewarna tembaga murni para penambang.
mengapa menghalau kesedihan seperti menanam mumbang?

Dalam tubuhku ada ratusan kanal, lalu lintas waktu,
tapi tak juga mengalirkan sangkaku dan sangkalmu,
sebab kita pedagang itu, si penawan hulu.

Surabaya, 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun