"KEHIDUPAN SELALU ADA DUA SISI: TERANG DAN GELAP"
Tulisan ini dibuat setelah membaca artikel dari Pak Johann Karunia dengan CERMIN EDISI KE-27.
Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia mulai lahir sampai dipanggil oleh Sanf Pencipta maka selalu muncul "paradoks kehidupan manusia."
Di satu sisi manusia senang merayakan "glorifikasi" untuk mencatat "sisi kesuksesan dalam berbagai kehidupan".
Namun disaat yang sama manusia ternyata mencatat juga "berbagai kegagalan dalam banyak aspek kehidupan".
"Perlu mengolah dua sisi kehidupan baik sukses maupun gagal"
Manusia di satu sisi *sehat,* namun banyak manusia juga harus berdamai dengan dirinya untuk dapat menerima badannya "mulai tidak sehat atau sakit kecil sampai serius."
Manusia juga di satu sisi bisa bergelimangan harta materi, namun di sisi lain pasti pernah merasakan kekurangan materi.
"Perlu mengolah sisi gelap kehidupan menjadi KOMPOS KEGEMBIRAAN"
Ketika manusia mendapatkan "paradox kehidupan terutama di sisi kelabu" maka manusia sering merasa "kekeringan dan mendapatkan musim pancaroba". Semua hal termasuk makan menjadi hal yang tidak enak.
Ketika manusia ada "di siklus turun" pada sisi lain paradoks kehidupan maka manusia  perlu "MENGOLAH SISI PENDERITAAN MENJADI RASA BERSYUKUR."
Salah satu latihan kecil adalah manusia mau menikmati makanan dengan jenis apa saja dengan "rasa lezat" ketika "seseorang mendapatkan kesulitan atau penderitaan" maka sang manusia sudah menjadi "pemenang kehidupan" karena pikiran, hati dan badan sudah dapat diolah menjadi  "happy".
Thanks
Oleh:
Gabriel Chanfarry H
Juru Tulis
15 Maret 2024
*Lampiran*