Seseorang menatapku pilu,
Air mata jatuh tanpa suara,
Ia duduk di sudut kasur, penuh rasa.
Tangan lembutnya menepuk punggungku,
Hingga tangisanku mulai mereda,
Jemarinya menyentuh kepalaku,
Menenangkan jiwa yang berduka.
Tak lama aku bangkit dari luka,
Kupeluk erat dirinya tanpa kata,
Hingga lelap di dada yang hangat,
Dalam pelukannya, malam menjadi sahabat.
Pagi menyapa, aku terbangun,
Selimut krem menyelimuti keheningan,
Boneka kesayangan ada di sisi,
Namun, ia tak lagi di sini.
Di meja, kutemukan pesan kecil,
"Tetaplah kuat, aku selalu hadir,"
Meski raganya telah pergi menjauh,
Hatiku tahu, ia tak pernah jauh.