Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Artikel Utama

Mengurai Problem Permukiman dengan RISHA

16 Mei 2015   05:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 408 11
[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="Mengurai Problem Permukiman dengan RISHA"][/caption]

Dr. Fasli Jalal selaku Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) pernah menyatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih sangat tinggi. "Setiap tahun penduduk Indonesia bertambah empat juta jiwa, kondisi ini sangat memprihatinkan," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal di Jakarta, (Antara, 30/4). Tentu saja pertumbuhan penduduk yang sangat cepat mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal juga melejit cepat.

Di sisi lain terjadi gap yang pada harga rumah yang melesat kencang bak peluru meninggalkan daya beli masyarakat yang semakin rendah. Program pemerintah dengan kredit kepemilikan rumah pun baru bisa menjangkau 15% dari kebutuhan rumah setiap tahunnya.  Menurut Real Estat Indonesia (REI), kekurangan rumah (backlog) di Indonesia mencapai 15 juta unit. Jumlah yang sangat besar.

Untuk menanggulangi itu, Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) mencanangkan program 100-0-100. Program ini adalah program untuk mempercepat tercapainya program permukiman hingga tahun 2019. Iwan Suprijanto, ST, MT selaku Kepala Bidang Program dan Kerjasama mengatakan, “Kita berharap di 2019 nanti, masyarakat Indonesia bisa merasakan 100 % akses air minum, 0% luasan kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun