Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

9 “Ayat” Wajibnya Guru Menulis (Sekarang!)

16 November 2014   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 252 7

Ada sebuah tulisan menarik di mushala Pesantren kami yang bunyinya “Membacalah, maka dunia akan terbaca olehmu dan menulislah maka kamu akan tertulis oleh dunia”. Tulisan itu langsung menyeret ingatan saya kepada quotenya Pramoedya Ananta Toer yang sangat dahsyat, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tdak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Jika melihat Ayat Al qur’an, salah satu ayat paling panjang berkaitan dengan aktifitas menulis transaksi dengan baik. Nama lain dari Al Qur’an sendiri adalah Al Kitab yang secara harfiah berarti kumpulan tulisan. Artinya bahwa kegiatan menulis adalah sesuatu yang sangat penting sehingga diabadikan dalam ayat yang panjang dan nama dari Al Qur’an.

Berkaca dari Rasulullah, para sahabatnya juga menegaskan arti penting menulis.  Imam Ali as mengatakan, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Sementara sahabat Said bin Zubair menyatakan bahwa ia menulis hadits Rasulullah kadang di tangan dan kulit sepatunya. Mengapa dia melaukan hal itu? Tak lain karena bapaknya menasehatkan, ”Hafalkanlah. Tertutama tulislah. Bila engkau lupa, maka tulisanmu akan membantumu.”

Imam Syafii menggambarkan ilmu sebagai binatang buruan dan menulis adalah ikatannya. Dalam syairnya, Imam Syafi’I mengatakan:

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya,

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat,

Termasuk kebodohan kalau kamu memburu kijang,

Setelah itu kamu tinggalkannya terlepas begitu sahaja.

Beruntung, sekarang ini kita memiliki yayasan-yayayan yang berkecimpung di bidang Pendidikan. Salah satunya adalah Tanoto Foundation yang digawangi oleh Sukanto Tanoto. Tanoto Foundation yang mengadakan acara Nangkring bareng Kompasiana. Dalam acara bertema Guru Kreatif, Anak Kreatif, Tanoto Foundation menghadirkan nara sumber Rahmat Setiawan (Program Manager Pelita Pendidikan Tanoto Foundation), Dedi Dwitagama (Peraih Guraru Award 2012), Tatang Suratno (Guru salah satu penulis buku “Oase Pendidikan di Indonesia: Kisah Inspiratif Para Pendidik”.

Dari format Nangkring yang beberapa kali diadakan oleh Kompasian dan Tanoto Foundation, terlihat sekali keinginan yang besar untuk mendorong guru agar rajin menulis. Bagi guru, menulis sangat penting dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dalam mengajar, seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu yang diketahuinya kepada murid. Ada keahlian lain yang mesti dikuasainya seperti kemampuan komunikasi, berpikir logis dan sistematis. Di bawah ini saya akan menyebutkan “Ayat-ayat” mengapa guru mesti menulis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun